20 Juni 2011

Asuhan Keperawatan pada Ibu dengan Seksio Caesarea

Asuhan Keperawatan pada Ibu dengan Seksio Caesarea

Definisi

Suatu persalinan buatan di mana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan saraf rahim dalam keadaan utuh serta berat di atas 500 gram.

Indikasi
1. Indikasi ibu
a. Panggul sempit absolute
b. Tumor-tumor jalan lahir menimbulkan obstruksi.
c. Stenosis vagina
d. Plasenta previa.
e. Disproporsi sefalopelvis.
f. Ruptur uterus.
g. Diabetes (kadang-kadang).
h. Riwayat obstetric yang buruk.
i. Riwayat seksio caesarea klasik.
j. Infeksi hipervirus tipe II (genetic).

2. Indikasi janin
a. Letak janin yang tidak stabil tidak bias dikoreksi.
b. Presentasi bokong (kadang-kadang).
c. Penyakit atau kelainan berat pada janin seperti eritoblastosis atau retardasi pertumbuhan yang nyata.
d. Gawat janin.

Komplikasi
1. Pada ibu
a. Infeksi puerperalis
Ringan: peningkatan suhu selama beberapa hari dalam masa nifas.
Berat: peritonitis sepsis
b. Perdarahan
c. Komplikasi-komplikasi lain seperti luka kandung kemih, emboli paru-paru.
2. Pada bayi
a. Kematian perinatal pasca seksio caesarea sebanyak 4-7%.

Asuhan Keperawatan
Pengkajian
1. Sirkulasi
a. Hipertensi
b. Terdapat perdarahan vagina
2. Integritas ego
a. Dapat menunjukkan prosedur yang diantisipasi sebagai tanda kegagalan dan atau refleksi negative pada kemampuan sebagai wanita.
3. Makanan cairan
a. Nyeri epigastrium, gangguan penglihatan, dan edema ebagai tanda-tanda hipertensi karena kehamilan (HKK)
4. Nyeri/ketidaknyamanan
a. Distosia
b. Persalinan lama/disfungsional, kegagalan induksi
c. Terdapat nyeri tekan uterus.
5. Keamanan
a. Penyakit hubungan seksual aktif (misalnya herpes)
b. Prolaps tali pusat, distress janin
c. Ancaman kelahiran janin yang premature
d. Presentasi bokong dengan versi sefalik eksternal yang tidak berhasil
e. Ketuban pesah selama 24 jam atau lebih lama
f. Adanya komplikasi ibu seperti HKK, diabetes, penyakit ginjal atau jantung, serta infeksi asendens.
6. Seksualitas
a. Disproporsi sefalopelvik (CPD)
b. Kehamilan multiple atau gestasi (uterus sangat distensi)
c. Melahirkan secara bedah uterus atau serviks sebelumnya.
d. Tumor/neoplasma yang menghambat pelvis/jalan lahir.
7. Penyuluhan/pembelajaran
a. Kelahiran caesarea yang tidak direncanakan, dapat memengaruhi kesiapan dan pemahaman ibu terhadap prosedur.

Pemeriksaan diagnostic
1. Hitung darah lengkap, golongan darah (ABO) dan percobaan silang, serta tes Coombs.
2. Urinalisis: menentukan kadar albumin/glukosa.
3. Kultur: mengidentifikasi adanya virus herpes simpleks tipe II.
4. Pelvimetri: menentukan CPD
5. Amniosentesis: mengkaji maturitas paru janin.
6. Ultrasonografi: melokalisasi plasenta menentukan pertumbuhan, kedudukan, dan presentasi janin.
7. Tes stress kontraksi atau tes non-stres: mengkaji respons janin terhadap gerakan/stress kontraksi atau tes non-stres: mengkaji respon janin terhadap gerakan/stress dari pola kontraksi uterus/pola abnormal.
8. Pemantauan elektronik kontinu: memastikan status janin/aktivitas uterus.

Diagnosis keperawatan
1. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai prosedur pembedahan, harapan, regimen pasca-operasi yang berhubungan dengan kurang pemahaman tidak mengenal informasi, kesalahan interprestasi.
2. Ansietas yang berhubungan dengan kritisituasi, ancaman konsep diri, ancaman yang diraakan/actual dari kesejahteraan maternal dan janin transmini interpersonal.
3. Risiko tinggi terhadap harga diri rendah yang berhubungan dengan kegagalan yang dirasakan pada kejadian hidup.
4. Ketidakberdayaan yang berhubungan dengan interaksi interpersonal, persepsi terhadap aturan yang berhubungan dengan penyakit keputusan gaya hidup.
5. Risiko tinggi terhadap penyebaran infeksi yang berhubungan dengan peningkatan/kontraksi otot lebih lama, reaksi psikologi.
6. Risiko tinggi terhadap penyebaran infeksi yang berhubungan dengan prosedyr infasif, pecah ketuban, kerusakan kulit, penurunan Hb.
7. Risiko tinggi terhadap lerusakan pertukaran gas pada janin yang berhubungan dengan perubahan aliran darah ke plasenta dan/atau melalui tali pusat.
8. Risiko tinggi kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan prosedur invasive, insisi bedah.

Interveni keperawatan
1. Diagnosis 1: Ansietas yang berhubungan dengan krisis situasi, ancaman konsep diri, ancaman yang dirasakan/actual dari kesejahteraan maternal, dan janin transmini interpersonal.
Tujuan: ansietas pada ibu dapat teratasi
Kriteria hasil:
a. Mengungkapkan rasa takut pada keselamatan ibu dan janin.
b. Mendiskusikan peraaan tentang kelahiran caesarea.
c. Klien tampak benar-benar rileks.
d. Menggunakan sumber/system pendukung dengan efektif.
Intervensi Rasional
a. Kaji respons psikologi pada kejadian dan ketersediaan sitem pendukung.
a. Makin ibu meraakan ancaman, makin besar tingkat ansietas.
b. Pastikan apakah prosedur direncanakan atau tidak direncanakan. b. Pada kelahiran caesarea yang tidak direncanakan, ibu dan pasangan biasanya tidak mempunyai waktu untuk petsiapan psikologi atau fisiologi

c. Tetap bersama ibu, dan tetap bicara perlahan, tunjukan empati. c. Membantu membatasi transmisi ansietas interpersonal dan mendemonstrasakan perhatian terhadap ibu/pasangan.

d. Beri penguatan aspek poitif dari ibu dan kondisi janin d. Menfokuskan pada kemungkinan keberhasilan akhir dan membantu membawa ancaman yang dirasakan/actual ke dalam perspektif.

e. Anjurkan ibu pasangan pengungkapkan atau mengekspresikan perasaan. e. Membantu mengidentifikasikan perasaan dan memberikan kesempatan untuk mengatasi perasaan ambivalen atau berduka. Ibu dapat merasakan ancaman emosional pada harga dirinya karena perasaannya bahwa ia telah gagal, wanita yang lemah.

f. Dukung atau arahkan kembali mekanisme koping yang diekspresikan. f. Mendukung mekanisme koping dasar dan otomatis meningkatkan kepercayaan diri serta penerimaan dan menurunkan ansietas.

g. Berikan masa privasi terhadap rangsangan lingkungan seperti jumlah orang yang ada sesuai keinginan ibu.
g. Memungkinkan kesempatan bagi ibu untuk memperoleh informasi, menyusun sumber-sumber, dan mengatasi cemas dengan efektif.

2. Diagnosis 2; Risiko tinggi terhadap infeksi yang berhubungan dengan prosedur invasive pecah ketubah, kerusakan kulit, dan penurunan Hb.
Tujuan: infeksi tidak terjadi
Kriteria hasil:
a. Klien bebas dari infeksi
b. Pencapaian tepat waktu dalam pemulihan luka tanpa komplikasi.

Intervensi Rasional
Mandiri
a. Tinjau ulang kondisi factor risiko yang ada sebelumnya.
a. Kondisi dasar ibu: seperti DM dan hemoragi menimbulkan potensial risiko infeksi atau penyembuhan luka yang buruk. Adanya proses infeksi dapat meningkatkan risiko kotaminasi janin.

b. Kaji terhadap tanda dan gejala infeksi (misalnya peningkatan suhu, nadi, jumlah sel darah putih, atau bau/warna secret vagina. b. Pecah ketuban terjadi 24 jam sebelum pembedahan dapat mengakibatkan korioamnionitis sebelum intervensi bedah dan dapat mengubah penyembuhan luka.

c. Berikan perawatan perinel sedikitnya setiap 4 jam bila kebutuhan telah pecah.
c. Membantu risiko infeksi asenden.

Kolaborasi
d. Lakukan persiapan kulit praoperatif, scrub sesuai protocol d. Menurunkan risiko kontaminan kulit memasuki insisi, menurunkan risiko infeksi pasca operasi.

e. Dapatkan kultur darah vagina dan plasenta sesuai indikasi. e. Mengidentifikasi organisme yang menginfeksi dan tingkat keterlibatan.

f. Catat Hb dan Ht cacat perkiraan kehilangan darah selama prosedur pembedahan.
f. Risiko infeksi paca melahirkan serta penyambuhan lebih lama bila kadar Hb rendah dan kehilangan darah berlebihan.

g. Berikan antibiotic spectrum luas parenteral pada pra-operasi.
g. Antibiotik profilaktik dapat dipesankan untuk mencegah terjadinya proses infeksi sebagai pengobatan pada infeksi yang teridentifikasi.


Implementasi kepawaratan
Implementasi merupakan tindakan yang sesuai dengan yang telah direncanakan, mencakup tindakan mandiri dan kolaborasi.
Tindakan mandiri adalah tindakan keperawatan berdasarkan analisis dan kesimpulan perawat dan bukan atas petunjuk tenaga kesehatan lain.
Tindakan kolaborasi adalah tindakan keperawatan yang didasarkan oleh hasil keputusan bersama dengan dokter atau petugas kesehatan lain.

Evaluasi keperawatan
Merupakan hasil perkembangan ibu dengan berpedoman kepada hasil dan tujuan yang hendak dicapai.




WOC (Web of Causation)

Tidak ada komentar: