20 Juni 2011

HUBUNGAN OBESITAS SENTRAL DENGAN KADAR GULA DARAH PADA PENDUDUK DEWASA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dahulu perut buncit karena obesitas merupakan lambang kemakmuran, namun kini dianggap sebagai penyakit modern yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan di kemudian hari. Resiko terjadinya gangguan kesehatan semakin meningkat bila obesitas terkonsentrasi diseputar perut atau yang dikenal sebagai obesitas sentral. Perut buncit atau obesitas sentral merupakan pertanda adanya bahaya yang mengancam kesehatan kita. Meskipun tidak ada keluhan, dalam tubuh orang yang berperut buncit sudah terjadi gangguan metabolisme yaitu sindrom metabolik yang meningkatkan resiko diabetes melitus serta penyakit jantung dan pembuluh darah (Kurniawan, 2008).
Obesitas merupakan kelainan metabolisme yang paling sering diderita manusia. Obesitas merupakan masalah global yang tidak hanya terjadi di negara maju tetapi juga di negara berkembang seperti Indonesia. Obesitas khususnya obesitas sentral berhubungan dengan beberapa penyakit kronik seperti, diabetes mellitus tipe 2, hipertensi, dan penyakit kardiovaskular. Saat ini penderita obesitas di dunia terus meningkat, World Health Organization (WHO) memperkirakan di dunia ada sekitar 1.6 milyar orang dewasa berumur 15 tahun kelebihan berat dan setidak-tidaknya sebanyak 400 juta orang dewasa gemuk (obesitas) pada tahun 2008, dan diperkirakan >700 juta orang dewasa akan gemuk (obesitas) pada tahun 2015). Penelitian di Swiss tahun 2008 didapatkan hasil bahwa angka kejadian obesitas sentral pada wanita lebih banyak dibandingkan pada pria yaitu 30,6% dan 23,9%. Obesitas sentral meningkat dengan usia dan menurun dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi pada kedua jenis kelamin. Di Indonesia, Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2008 menunjukkan bahwa 8.8% orang dewasa berumur 15 tahun kelebihan berat dan 10.3% gemuk, sedangkan angka kejadian obesitas sentral pada wanita lebih banyak dibandingkan pada pria yaitu 35,1% dan 21,5% (Balitbangkes Depkes 2008).
Peningkatan jumlah penderita sindroma metabolik sejalan dengan peningkatan obesitas. Obesitas didefenisikan sebagai penimbunan lemak berlebihan dalam jaringan tubuh. Penimbunan ini dapat terjadi diseluruh tubuh atau di tempat-tempat tertentu misalnya di daerah perut yang lebih sering disebut sebagai obesitas sentral atau obesitas abdominal. Salah satu cara untuk mengukur distrubusi lemak dalam tubuh adalah dengan metode antropometri, yaitu dengan mengukur indeks massa tubuh (IMT) untuk menentukan obesitas seluruh tubuh, dan lingkar pinggang serta rasio lingkar pinggang-panggul untuk menentukan obesitas sentral. Pada orang obesitas diketahui terjadi berbagai gangguan metabolisme diantaranya diabetes mellitus tipe 2, hipertensi, penyakit jantung, dan batu empedu. Besarnya risiko menderita penyakit-penyakit ini sebanding dengan besar penumpukan lemak yang terjadi dan lingkar perut yang besar merupakan peringatan adanya peningkatan risiko diabetes mellitus (Aris Wibudi, 2001).
Kumpulan lemak pada perut orang yang mengalami obesitas sentral menyebabkan resistensi insulin yakni kondisi ketika kemampuan hormon insulin untuk menurunkan kadar glukosa darah dengan menekan produksi glukosa hepatik dan menstimulasi pemanfaatan glukosa di dalam otot skelet dan jaringan adiposa menurun, semua ini membuat pankreas terus-menerus memproduksi insulin sehingga kemudian mengakibatkan cedera insulin, tubuh tidak mampu mengeluarkan insulin sesuai kebutuhan. Kondisi yang demikian membuat produksi gula pada hati tidak terkendali sehingga kadar gula dalam darah naik. Bila tak dikendalikan hal itu bisa berkembang menjadi diabetes mellitus (Wibudi, 2001).
Insulin adalah hormon yang dilepaskan oleh pankreas, yang bertanggung jawab dalam mempertahankan kadar gula darah yang normal. Insulin memasukkan gula ke dalam sel sehingga bisa menghasilkan energi atau disimpan sebagai cadangan energi. Kurangnya insulin mengurangi efisiensi penggunaan glukosa, sehingga glukosa plasma meningkat menjadi 300 sampai1200 mg/100 ml. Peningkatan kadar glukosa plasma selanjutnya menimbulkan berbagai pengaruh di seluruh tubuh (Guyton, 2008). Peningkatan kadar gula darah setelah makan atau minum merangsang pankreas untuk menghasilkan insulin sehingga mencegah kenaikan kadar gula darah yang lebih lanjut dan menyebabkan kadar gula darah menurun secara perlahan. Menurut Direktur Gizi Masyarakat Dirjen BKM Depkes RI (2007), jika kadar gula darah terus menerus tinggi yang tidak terkontrol, lama kelamaan akan timbul penyulit (komplikasi) yang pada dasarnya terjadi pada semua pembuluh darah misalnya pembuluh darah otak (stroke), pembuluh darah mata (dapat terjadi kebutaan), pembuluh darah ginjal (gagal ginjal kronis) dan lain-lain. Jika sudah terjadi penyulit (komplikasi) maka, usaha untuk menyembuhkan keadaan diatas kearah normal sangat sulit. Oleh karena itu, usaha pencegahan dini untuk penyulit tersebut diperlukan dan diharapkan sangat bermanfaat untuk menghindari terjadinya berbagai hal yang tidak menguntungkan.
Studi pendahuluan juga peneliti lakukan di Puskesmas Gianyar II pada tanggal 15 Nopember 2010, dari 10 orang yang terlihat gemuk di lingkar pinggangnya menunjukkan sebanyak 8 orang (80%) mengalami obesitas sentral dari 8 orang yang mengalami obesitas sentral sebayak 6 orang (75%) mengalami peningkatan kadar gula darah dan 4 orang (50%) adalah wanita.
Data tentang penduduk yang mengalami obesitas pada catatan kependudukan di Banjar Medahan dari 583 orang penduduk dewasa (35-50 tahun) tercatat 105 (18,01%) orang mengalami obesitas (Regester Kependudukan Banjar Medahan, 2010). Berdasarkan studi pendahuluan yang peneliti lakukan di Banjar Medahan pada tanggal 15 Nopember 2010, dari 10 orang yang mengalami obesitas setelah di ukur lingkar pingangnya menunjukkan sebanyak 6 orang (60%) mengalami obesitas sentral, dari 6 orang yang mengalami obesitas sentral sebanyak 4 orang (66,7%) mengalami peningkatan kadar gula darah dan 4 orang (66,7%) adalah wanita. Jumlah penduduk dewasa di Banjar Medahan umur 35-50 tahun baik laki-laki maupun wanita pada bulan Januari 2011 sebanyak 583 orang. Data mengenai penduduk yang mengalami obesitas sentral di Puskesmas Gianyar II tahun selama ini belum pernah dilakukan pendataan.
Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang hubungan obesitas sentral dengan kadar gula darah di Banjar Medahan, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah ada hubungan obesitas sentral dengan kadar gula darah di Banjar Medahan, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar?.




C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan obesitas sentral dengan kadar gula darah di Banjar Medahan, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi kejadian obesitas di Banjar Medahan, Gianyar
b. Mengidentifikasi kadar gula darah di Banjar Medahan
c. Menganalisis hubungan obesitas sentral dengan kadar gula darah di Banjar Medahan Gianyar.

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat secara teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk mengembangkan pengetahuan khususnya tentang hubungan obesitas sentral dengan kadar gula darah.
b. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai data dasar untuk melaksanakan penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan hubungan obesitas sentral dengan kadar gula darah.
2. Manfaat secara praktis
a. Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan acuan kepada keluarga dalam memahami pentingnya hubungan obesitas sentral dengan kadar gula darah.
b. Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai data/ informasi bagi masyarakat yang mengalami obesitas.
c. Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai data/informasi bagi tenaga kesehatan/perawat guna memberikan penyuluhan tentang hubungan obesitas sentral dengan kadar gula darah

E. Keaslian Penelitian.
Berdasarkan pengetahuan peneliti, penelitian yang berjudul hubungan obesitas sentral dengan kadar gula darah di Banjar Medahan belum pernah dilakukan, namun terdapat beberapa penelitian mengenai obesitas sentral sebagai berikut:
1. Hubungan antara obesitas sentral dengan adiponektin pada pasien geritari dengan penyakit jantung koroner di RSUP Sanglah Denpasar, oleh Wira Gotera (2008). Penelitian ini adalah merupakan jenis penelitian Deskriptip Korelasional pada pasien usia lanjut dengan penyakit jantung koroner di ruang rawat jalan dan inap Rumah Sakit Sanglah Denpasar. Hasil penelitian menunjukan terdapat perbedaan nilai rata-rata yang bermakna pada IMT, tekanan darah sistolik, kolesterol total, kolesterol HDL dan log adiponektin. Adapun perbedaan dengan penelitian yang akan peneliti lakukan adalah sampel penelitian dimana penelitian yang dilakukan oleh Wira Gotera menggunakan sampel lansia sedang pada penelitian ini menggunakan sampel penduduk dewasa umur 30-50 tahun. Perbedaan yang lain adalah pada variabel penelitian, dimana penelitian ini variabel terikatnya adalah kadar gula darah sedangkan penelitian sebelumnya kadar adiponektin. Adapun persamaan penelitian sebelumnya dengan penelitian yang akan penulis lakukan adalah pada variabel bebas yaitu obesitas sentral serta jenis penelitian yaitu sama-sama menggunakan jenis penelitian Deskriptip Korelasional.
2. Hubungan nilai antropometri yakni Indeks Massa Tubuh (IMT), Lingkaran Pinggang (LP) dan Rasio Lingkar Pinggang dan Panggul (RLPP) dengan kadar glukosa darah pada orang dewasa Desa Kampung Paneh, Kecamatan Enam Lingkung, Pakandangan Kabupaten Padang Pariaman. oleh Nur Indrawaty, penelitian ini memakai desain cross sectional study. Hasil penelitian menunjukkan Uji korelasi memperlihatkan hubungan yang signifikan antara indeks massa Tubuh dengan kadar glukosa darah (0.02 < 0,05). Adapun perbedaan dengan penelitian yang akan peneliti lakukan adalah pada variabel penelitian dimana pada penelitian ini variabel bebasnya adalah obesitas sentral sedangkan penelitian sebelumnya adalah IMT. Adapun persamaan penelitian sebelumnya dengan penelitian yang akan penulis lakukan adalah pada variabel terikatnya yaitu kadar gula darah serta desain penelitian yaitu sama-sama menggunakan desain desain cross sectional study.

Tidak ada komentar: