20 Juni 2011

EFEKTIVITAS INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP INVOLUSI UTERUS PADA IBU POST PARTUM MULTIPARA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masa nifas secara harfiah didefinisikan sebagai masa segera setelah kelahiran, masa ini juga meliputi minggu-minggu berikutnya pada waktu saluran reproduksi kembali ke keadaan tidak hamil yang normal, umumnya berlangsung 6 minggu atau tidak lama sesudahnya. Selama masa nifas, alat-alat reproduksi berangsur-angsur kembali seperti keadaan sebelum hamil. Salah satu perubahan pada alat reproduksi yaitu terjadi involusi (Saleha, 2009).
Involusi uterus atau pengerutan uterus merupakan suatu proses dimana uterus kembali ke kondisi sebelum hamil. Involusi uteri dapat juga dikatakan sebagai proses kembalinya uterus pada keadaan semula atau keadaan sebelum hamil (Varney, 2003). Ada beberapa faktor yang mempengaruhi involusi uterus antara lain senam nifas, mobilitas dini ibu post partum, inisiasi menyusu dini, gizi, psikologis dan faktor usia serta faktor paritas (Sarwono, 2002).
Inisiasi menyusu dini (IMD) adalah proses bayi menyusu segera setelah dilahirkan selama 1 jam. Protokol evidenbased yang baru telah diperbaharui oleh WHO (world health organization) dan UNICEF tentang asuhan bayi baru lahir satu jam pertama, salah satu dari pernyataannya, yaitu bayi harus mendapatkan kontak kulit dengan kulit dengan ibunya segera setelah lahir selama paling sedikit satu jam (Ambarwati dan wulandari, 2008). Pendekatan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) yang sekarang dianjurkan adalah dengan metode breast crawl di mana segera setelah bayi lahir ia diletakkan di perut ibu dan dibiarkan merangkak untuk mencari sendiri puting ibunya dan akhirnya mengisapnya tanpa bantuan. Karena proses ini menekankan kata “menyusu” bukan “menyusui” sebab bayilah yang menjadi pusat perhatian untuk aktif melakukannya sendiri (Februhartanty, 2009).
Inisiasi menyusu dini merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi involusi uterus karena saat menyusui terjadi rangsangan dan dikeluarkannya hormon antara lain oksitosin yang berfungsi selain merangsang kontraksi otot-otot polos payudara, juga menyebabkan terjadinya kontraksi dan retraksi otot uterus. Hal ini akan menekan pembuluh darah yang mengakibatkan berkurangnya suplai darah ke uterus. Proses ini membantu untuk mengurangi situs atau tempat implantasi plasenta serta mengurangi perdarahan (Roesli, 2008). Menurut Praborini (2008) ibu yang melakukan inisiasi menyusu dini akan mempercepat involusi uterus karena pengaruh hormon oksitosin yang dapat meningkatkan kontraksi uterus. Peningkatan pemberian ASI perlu dilakukan dalam upaya peningkatan kesehatan bagi bayi dan ibu. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rita (2008) tentang pengaruh waktu menyusu dini terhadap involusi uterus di Klinik Alisa Ponorogo Jawa Timur didapatkan hasil 95% dengan menyusui secara dini involusi ibu postpartum baik, dan 41,7% involusi uterus kurang baik karena tidak menyusu dini.
Hasil penelitian yang menunjukkan adanya hubungan IMD terhadap involusi uteri salah satunya penelitian yang dilakukan oleh Sendra (2009) di RSIA Aura Syifa Kabupaten Kediri. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa hampir seluruh involusi uteri berjalan kurang dari 10 hari yaitu 12 orang (80%) ibu post partum. Dari hasil perhitungan statistic didapatkan hasil ada pengaruh yang signifikan antara inisiasi menyusu dini dengan kecepatan involusi uteri.
Inisiasi menyusu dini tidak hanya berhubungan dengan involusi uteri, tetapi juga sangat membantu dalam keberlangsungan pemberian ASI eksklusif, lama menyusui dan mengurangi angka kematian bayi. Suatu penelitian di Ghana yang diterbitkan dalam jurnal Pediatrics menunjukkan, 16% kematian bayi dapat dicegah melalui pemberian ASI pada bayi sejak hari pertama kelahirannya. Angka ini naik menjadi 22% jika pemberian ASI dimulai dalam satu jam pertama setelah kelahiran bayi (Roesli, 2008).
Survei Demografi Kesehatan Indonesia tahun 2002-2003 hanya ada 4% bayi yang mendapat ASI dalam satu jam kelahirannya. Sampai pemerintahpun menghimbau semua petugas kesehatan yang terlibat dalam persalinan, termasuk dokter, perawat, dan bidan, agar membantu ibu-ibu melaksanakan inisiasi menyusu dini segera setelah melahirkan (Depkes RI, 2008). Berdasarkan hasil survei yang peneliti lakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani Gianyar, jumlah persalinan yang dilakukan inisiasi menyusu dini tahun 2009 sebanyak 975 (65,8%) dari 1481 persalinan. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sanjiwani Gianyar menerapkan Asuhan Persalinan Normal (APN) yang menjadi acuan pertolongan persalinan dan menerapkan tehnik Insiasi Menyusu Dini (IMD).
Berdasarkan studi pendahuluan yang peneliti lakukan di ruang VK RSUD Sanjiwani Gianyar tentang pelaksanaan IMD didapatkan data dari 32 ibu post partum yang melahirkan normal pada bulan Oktober 2010 sebanyak 21 ibu post partum yang dilakukan IMD sedangkan 11 ibu post partum tidak dilakukan IMD. Berdasarkan wawancara dengan Kepala ruang VK diketahui beberapa faktor yang menyebabkan pelaksanaan IMD tidak maksimal dilakukan salah satunya karena keterbatasan tenaga yang dimiliki. Sedangkan hasil studi pendahuluan yang peneliti lakukan di ruang Poli Klinik RSUD Sanjiwani Gianyar pada bulan Oktober 2010 dari 10 ibu post partum hari ke tujuh didapatkan hasil sabagai berikut : 7 ibu post partum yang dilakukan IMD didapatkan hasil rata-rata Tinggi Fundus Uteri (TFU) adalah 3 jari di atas simpisis pubis, sedangkan 3 ibu post partum yang tidak dilakukan IMD didapatkan hasil rata-rata TFU adalah 4 jari di atas simpisis pubis. Berdasarkan hal tersebut diatas maka penulis tertarik untuk meneliti tentang ”Efektivitas Inisiasi Menyusu Dini Terhadap Involusi Uterus Pada Ibu Post Partum Multipara di RSUD Sanjiwani Gianyar”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang peneliti uraikan di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah inisiasi menyusu dini efektif terhadap involusi uterus pada ibu post partum multipara di RSUD Sanjiwani Gianyar?.

C. Tujuan Penelitian
1. Umum
Untuk mengetahui efektivitas inisiasi menyusu dini terhadap involusi uterus pada ibu post partum multipara di RSUD Sanjiwani Gianyar.
2. Khusus
a. Mengidentifikasi involusi uterus pada ibu post partum multipara yang dilakukan inisiasi menyusu dini di RSUD Sanjiwani Gianyar
b. Mengidentifikasi involusi uterus pada ibu post partum multipara yang tidak dilakukan inisiasi menyusu dini di RSUD Sanjiwani Gianyar
c. Menganalisis efektivitas inisiasi menyusu dini terhadap involusi uterus pada ibu post partum multipara di RSUD Sanjiwani Gianyar.

D. Manfaat Penelitian
1. Secara teoritis
a. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menambah kasanah ilmu keperawatan maternitas dan menambah kepustakaan atau literatur tentang pengaruh inisiasi menyusu dini terhadap involusi uterus pada ibu post partum multipara.
b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pengembangan teori selanjutnya serta dapat digunakan sebagai data dasar untuk penelitian selanjutnya tentang inisiasi menyusu dini.
2. Secara praktis
Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi Rumah Sakit, Bidan Praktek Swasta, Klinik Bersalin dan khususnya RSUD Sanjiwani Gianyar dalam penerapan inisiasi menyusu dini untuk mempercepat involusi uterus.

E. Keaslian Penelitian
Penelitian tentang efektivitas inisiasi menyusu dini terhadap involusi uterus pada ibu post partum multipara belum pernah dilakukan sebelumnya di RSUD Sanjiwani Gianyar, sehingga keaslian dari penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan. Adapun penelitian yang sudah pernah dilakukan dan sejenis dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Sendra (2009) yang meneliti tentang hubungan antara IMD dengan involusi uterus di RSIA Aura Syifa Kabupaten Kediri. Hal yang membedakan dengan penelitian yang akan peneliti lakukan adalah sampel penelitian dimana penelitian yang dilakukan oleh Sendra menggunakan ibu post partum primipara dan multipara, pengukuran TFU mengunakan ukuran jari, dan yang dipakai patokan adalah hari ke 10. Sedangkan peneliti menggunakan sampel ibu post partum multipara saja, pengukuran TFU menggunakan pita ukur dengan skala cm (centimeter) dan dihitung pada hari ke 7.

Tidak ada komentar: