BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kehamilan merupakan proses fisiologis yang akan dialami oleh setiap wanita. Dalam proses kehamilan terjadi perubahan-perubahan baik perubahan fisik, fisiologis maupun psikologis. Perubahan psikologis pada masa kehamilan yang tidak dapat ditangani oleh ibu umumnya akan menyebabkan terjadinya kecemasan pada ibu hamil. Kecemasan pada ibu hamil dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu tahapan pertama pada trimester I, tahap kedua pada trimester II dan tahap ketiga pada trimester III (Apriani, 2007).
Pada ibu hamil trimester akhir selalu dihinggapi perasaan takut yang lebih dibandingkan sebelumnya. Hal ini dikarenakan ketakutan ibu dalam menghadapi persalinannya. Apabila keadaan tersebut tidak dapat diatasi oleh ibu, maka pada saat menjelang persalinan biasanya ibu akan mengalami kecemasan dan akan memberikan respon melawan atau menghindar (fight or flight) yang dipicu oleh melimpahnya hormon katekolamin serta dipicu oleh adanya ketakutan dan bentuk distres lainnya (Simkin dan Ancheta, 2005).
Cluett (2000) menyebutkan bahwa stres psikologis memiliki efek fisik yang kuat pada persalinan. Hormon stres seperti adrenalin berinteraksi dengan reseptor beta di dalam otot uterus dan menghambat kontraksi serta dapat memperlambat persalinan (Chapman, 2000). Kecemasan ibu dalam persalinan dapat berdampak menurunkan aliran darah ke rahim, kurangnya kontraksi rahim, meningkatnya waktu kala I (persalinan lama), menurunnya aliran darah ke plasenta, menurunnya suplai oksigen untuk janin, meningkatnya produksi katekolamin janin, serta meningkatnya persepsi wanita yang negatif. Selain itu dalam Chapman (2000) disebutkan bahwa salah satu penyebab terjadinya partus lama adalah respon stres, dan ini menempati urutan paling atas di antara penyebab-penyebab yang lainnya.
Menurut hasil penelitian mengenai hubungan kecemasan ibu dengan lama persalinan didapatkan hubungan yang kuat antara keduanya dengan nilai rs 0,701, dimana ibu bersalin yang mengalami kecemasan berat memerlukan waktu yang lebih lama dalam persalinannya (Indriani, 2007). Ibu bersalin pasti memiliki emosi yang berlebih yang pada akhirnya dapat menimbulkan kecemasan. Dalam hal ini ibu selalu berpikiran sesuatu yang buruk yang mungkin terjadi, akibatnya ia akan selalu berada dalam keadaan cemas karena takut menghadapi akibat yang buruk dalam situasi yang tidak menentu. Lebih lanjut Indriani (2007) menyebutkan bahwa ibu bersalin yang mengalami kecemasan juga dapat meningkatkan kepekaan terhadap sensasi nyeri yang dirasakan ibu saat mengalami kontraksi yang semakin lama dirasakan semakin kuat. Kondisi ini dapat membuat ibu semakin gelisah dan cemas membayangkan rasa nyeri yang akan dialami selanjutnya. Adapun penyebab nyeri menurut Simkin dan Ancheta (2005) dibagi menjadi dua yaitu penyebab fisik di antaranya karena kontraksi dan penyebab psikologis yang disebabkan karena ketakutan, kecemasan atau perasaan putus asa dan kelelahan. Oleh karena itu, proses persalinan akan mengalami kemajuan yang berarti apabila dapat difasilitasi dan wanita merasa aman, dihormati dan dirawat oleh seorang ahli yang bertanggung jawab terhadap keamanannya dan ketika nyerinya ditangani secara adekuat dan aman.
Di beberapa negara seperti Amerika Serikat telah dikembangkan metode non-farmakologis untuk menghadapi persalinan yaitu metode hypnobirthing. Metode ini merupakan metode alamiah yang digunakan untuk menghilangkan rasa takut, panik, tegang dan tekanan-tekanan lain yang menghantui ibu selama persalinan. Hypnobirthing banyak memberikan manfaat karena melatih ibu hamil untuk selalu rileks, bersikap tenang dan menstabilkan emosi. Hypnobirthing bertujuan agar ibu dapat melahirkan dengan nyaman dan menghilangkan rasa sakit melahirkan tanpa bantuan obat bius apapun (Andriana, 2007). Metode ini juga lebih menekankan melahirkan dengan cara positif, lembut, aman dan bagaimana mencapainya dengan mudah.
Dalam Journal of Counselling and Clinical Psychology (1990), sebuah penelitian mengenai hypnobirthing dilakukan pada dua kelompok ibu hamil. Kelompok pertama diberi latihan pernafasan dan relaksasi, kelompok kedua diberi metode hypnobirthing dan hasilnya kelompok kedua lebih bisa mengatasi nyeri, dan terlihat tenang ketika persalinan dan bayi yang dilahirkan memilik Apgar score tinggi dan juga mengurangi terjadinya depresi pada masa postpartum (http://www.healthwisemag.com).
Menurut Andriana (2007), pada metode hypnobirthing wanita akan dilatih untuk menanamkan pikiran positif dan melakukan hipnosis diri. Para ahli kejiwaan berpendapat bahwa relaksasi yang mendalam, pemusatan perhatian (fokus), dan hipnosis berguna untuk lebih banyak mengistirahatkan alam sadar dan memasukkan pemahaman kepada alam bawah sadar sehingga tindakan akan lebih banyak dipengaruhi oleh alam bawah sadar dibandingkan dengan alam sadar.
Fenomena yang peneliti alami di beberapa lahan praktek pelayanan kesehatan, tidak sedikit ibu bersalin yang berteriak-teriak dan merasa kebingungan menghadapi proses persalinan yang sedang dialaminya, dan umumnya para pelayan kesehatan lebih menganggap hal itu adalah lumrah dirasakan oleh setiap ibu bersalin. Bidan sebagai tenaga pelayanan kesehatan khususnya dalam bidang kesehatan ibu dan anak, merupakan salah satu faktor penting dalam proses persalinan sebagai penolong persalinan. Sudah merupakan tuntutan jika bidan juga dapat menjadi pelaku inovasi dengan menggunakan metode-metode terbaru untuk melakukan asuhan sayang ibu, salah satunya yaitu metode hypnobirthing. Seorang ibu bersalin berhak untuk mendapatkan asuhan persalinan yang bermutu tinggi sehingga dapat terhindar dari ketidaknyamanannya pada saat bersalin.
Metode hypnobirthing yang dapat dilakukan mulai masa kehamilan dapat membantu menurunkan tingkat kecemasan. Dasar dari metode ini sebenarnya sudah dikenal dalam salah satu management nyeri nonfarmakologi yang dikenal perawat sebagai imajinasi terbimbing yang dikembangkan dengan berbagai teknik salah satunya adalah hypnobirthing. Teknik hypnobirthing dapat membantu merilekkan otot-otot sehingga ibu terhindar dari kecemasan dan dapat membantu ibu lebih tenang dalam menghadapi persalinan. Teknik hypnobirthing merupakan salah satu cara yang dapat di aplikasikan oleh ibu hamil untuk memperoleh ketenangan saat menghadapi kehamilan dan persalinan. Metode ini dapat diajarkan pada ibu hamil sebagaimana intervensi keperawatan dengan metode manajemen kecemasan yang lain. Hal ini sangat sesuai dengan peran perawat sebagai health education dimana perawat dapat mengajarkan ketrampilan tertentu kepada pasien. Berdasarkan data dari Poliklinik Kebidanan RSUD Sanjiwani Gianyar diketahui jumlah kunjungan ibu hamil trimester III sekitar 40 orang dalam periode bulan Mei 2011. Dari jumlah tersebut 75% mengalami kecemasan dan menyatakan rasa takut dengan kehamilan dan proses persalinan yang akan berlangsung baik pada ibu primipara maupun multipara.
Melihat fenomena di atas, dimana kecemasan atau ketegangan, rasa tidak aman dan kekhawatiran yang timbul karena dirasakan terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan tapi sumbernya sebagian besar tidak diketahui dan berasal dari dalam (intra psikis) dapat mengakibatkan persalinan menjadi lama/partus lama atau perpanjangan Kala II sehingga berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ Pengaruh teknik hypnobirthing terhadap tingkat kecemasan ibu hamil pada masa persiapan menghadapi persalinan di Poliklinik Kebidanan RSUD Sanjiwani Gianyar Tahun 2011”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar