30 Oktober 2010

SAP OMA

I. Latar Belakang
Penyakit pada telinga tengah dan mastoid lazim ditemukan di Amerika Serikat dan di seluruh dunia. Sebagai contohnya, beberapa penelitian menunjukkan bahwa otitis media merupakan masalah terbanyak kedua pada praktik pediatrik, terutama setelah pilek. Radang celah telinga tengah (tuba eustakius, telinga tengah dan mastoid). Otitis media akut merupakan peradangan akut sebagian atau seluruh periosteum telinga tengah. Pada otitis media akut, jika pertahanan tubuh terganggu akan mudah terkena penyakit ini. Di Indonesia berdasarkan berdasarkan beberapa penelitian angka kesakitan otitis media akut terbanyak adalah anak-anak
Ditemukan banyak sekali masyarakat yang datang ke poli THT RSUP Sanglah terutama anak-anak dengan keluhan telinga nyeri, pendengaran menurun, keluar cairan dari telinga disertai suhu tubuh meningkat. Oleh karena itu diharapkan masyarakat mempunyai pengetahuan yang baik tentang otitis media akut
II. Manfaat
1. Meningkatkan pengetahuan sasaran mengenai penyakit otitis media akut.
2. Sasaran mampu melaksanakan tindakan penanggulangan pada pasien dengan otitis media akut.
III. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan tentang otitis media akut, diharapkan sasaran mampu memahami dan melaksanakan penanganan dari otitis media akut.
IV. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan selama 1 x 30 menit sasaran diharapkan mampu :
1. Sasaran mengetahui pengertian otitis media akut.
2. Sasaran mengetahui penyebab otitis media akut.
3. Sasaran mengetahui tanda dan gejala otitis media akut
4. Sasaran mengetahui penatalaksanaan otitis media akut.
V. Kegiatan belajar Mengajar

No Tahap Waktu Kegiatan penyuluh Kegiatan peserta
1 Pembukaan 5 menit a. Salam
b. Perkenalan
c. Menjelaskan tujuan dari pertemuan
d. Kontrak waktu
e. Apersepsi Menjawab salam
Mendengarkan


Menjawab
2 Isi materi 15 menit a. Menjelaskan pengertian otitis media akut

b. Menyebutkan penyebab otitis media akut
c. Menjelaskan patofisiologi otitis media akut
d. Menyebutkan tanda/gejala otitis media akut
e. Menjelaskan penatalaksanaan otitis media akut
f. Memberi kesempatan kepada pasaien dan keluarga untuk menanyakan hal hal yang belum dimengerti
g. Menjelaskan kembali tentang hal yang ditanyakan pasien dan keluarga Memperhatikan
penjelasan perawat
Memperhatikan
Memperhatikan
Memperhatikan
Memperhatikan

Bertanya


Memperhatikan

3 penutup 10 menit a. Memberikan pernyataan lisan kepada pasien dan keluarga
b. Menyimpulkan kegiatan yang telah disampaikan.
c. Memberikan salam penutup Menjawab pertanyaan
Memperhatikan

Menjawab salam

VI. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
VII. Media
Leaflet
VIII. Evaluasi
1. Jenis evaluasi : pernyataan lisan
2. Waktu : akhir kegiatan
Soal Evaluasi
1. Jelaskan apa pengertian otitis media akut?
2. Sebutkan apa penyebab otitis media akut?
3. Apakah tanda/gejala otitis media akut?
4. Bagaimana cara penatalaksanaan otitis media akut?


IX. Daftar Pustaka
Mansjoer, A. (2000). Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Ketiga, Jilid 1, Jakarta , Media Aesculapius.

Noer, S.H.M. (1996). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Edisi Ketiga, Jilid I, Jakarta, Balai Penerbit FKUI.

Ngastiyah. (1997). Perawatan Anak Sakit. Jakrta : FKUI.


























Lampiran materi



1. Pengertian
Otitis media akut (OMA) adalah peradangan akut sebagian atau seluruh periosteum telinga tengah
2. Penyebab
Penyebabnya adalah bakteri piogenik seperti streptococcus haemolyticus, staphylococcus aureus, pneumococcus , haemophylus influenza, escherecia coli, streptococcus anhaemolyticus, proteus vulgaris, pseudomonas aerugenosa.
3. Patofisiologi.
OMA terjadi akibat terganggunya faktor pertahanan tubuh yang bertugas menjaga kesterilan telinga tengah, faktor penyebab utamanya adalah sumbatan tuba eustachius sehingga pencegahan infeksi kuman terganggu. Pencetusnya ialah saluran nafas atas. Stadium awal komplikasi ini dimulai dengan hiperemi dan edema pada mukosa tuba eusthacius bagian faring, yang kemudian lumennya dipersempit oleh hiperplasi limfoid pada submukosa. Gangguan ventilasi telinga tengah ini disertai oleh terkumpulnya cairan eksudat dan transudat dalam telinga tengah, akibatnya telinga tengah menjadi sangat rentan terhadap infeksi bakteri yang datang langsung dari nasofaring. Selanjutnya faktor ketahanan tubuh pejamu dan virulensi bakteri akan menentukan progresivitas penyakit.
4. Gejala dan gejala
Gejala OMA tergantung dari stadiumnya dan umur pasien. Stadium OMA berdasarkan perubahan mukosa telinga tengah yaitu:
a. Stadium Oklusi Tuba Eustachius
Terdapat gambaran retraksi membran tympaniakibat tekanan negatif dari telinga tengah bagian dalam. Kadang berwarna normal atau eruh pucat. Efusi tidak dapat dideteksi dan sukar dibedakan dengan Otitis Media Supurasi akibat virus atau alergi
b. Stadium Hiperemis
Tampak pembuluh darah yang melebar di membran tympani atau seluruh membran tympani tampak hyperemis serta edema. Sekret yang telah terbentuk mungkin masih bersifat eksudat serosa sehingga masih belum terlihat.
c. Stadium Supurasi.
Membran tympani menonjol kearah telinga luar akibat edema yang hebat pada mukosa telinga tengah dan hancurnya sel epitel superficial, serta terbentuknya eksudat purulen di kavum tympani. Pasien tampak kesakitan, nadi dan suhu meninkat, serta nyeri di telinga bertambah hebat. Apabila tekanan berkurng, akan terjadi iskemia, trombophlebitis, dan nekrosis mukosa dan sub mukosa.
d. Stadium Perforasi.
Karena pemberian antibiotik yang terlambat, atau virulensi kuman yang tinggi, dapat terjadi ruptir membran tympani. Dan nanah keluar mengalir dari telinga tengah ke talinga luar. Pasien yang semula gelisah mnjadi tenang, suhu badan turun, dan dapat tidur nyenyak.
e. Stadium Resolusi.
Bila membran tympani masih utuh, maka akan normal kembali perlahan-lahan, tetapi apabila terjadi perforasi maka sekrt akan berkurang dan mengering. Bila daya tahan tubuh baik maka akan terjadi resolusi tanpa pengobatan.
Pada anak, keluhan utamanya rasa nyeri di dalam telinga dan suhu tubuh tinggi, biasanya terdapat riwayat batuk pilek sebelumnya. Pada orang dewasa didapatkan gangguan pendengaran berupa rasa penuh atau kurang dengar.
Pada bayi dan anak kecil, gejala khas OMA adalah: suhu tubuh tinggi (>38ÂșC), gelisah, sulit tidur, tiba-tiba menjerit saat tidur, diare, kejang, dan kadang- kadang memegang telinganya yang sakit.
5. Penatalaksanaan.
Penatalaksanaan tergantung dari stadium penyakitnya:
a. Stadium Oklusi Tuba Eustachius.
Terapi pada stadium ini ditujukan untuk membuka kembali tuba eusthacius, sehingga tekanan negatif di telinga tengah hilang. Terapinya:
1) Obat tetews hidung HCl efedrin 0,5% untuk anak-anak <12 tahun, atau HCl efedrin 1% untuk anak diatas 12 tahun dan dewasa.
2) Sumber infeksi lokal harus diobati
3) Antibiotik diberikan bila penyebabnya kuman.
b. Stadium Presupurasi.
1) Diberikan antibiotik obat tetes hidung dan analgesik.
2) jika terdapat resistensi, diberikan kombinasi dengan sefalosporin
3) Untuk terapi awal diberikan penisilin secara IM.
4) Antibiotik diberikan minimal untuk 7 hari.
5) Pada anak diberikan ampicilin 4×50-100 mg/kg BB, amoksisilin 4×40 mg/kgBB/hari atu eritomisin 4×40 mg/kgBB/hari.
c. Stadiium Supurasi.
Selain antibiotik pasien dirujuk untuk dilakukan miringotomi bila membran tympani masih utuh, sehingga gejala cepat hilang dan tidak terjadi ruptur.
d. Stadium Perforasi.
Diberikan obat cuci telinga H2O2 3% selama 3-5 hari serta antibiotik yang adekuat selama 3 mggu. Biasanya sekret akan hilang dan perforasi akan menutup sendiri dalam 7-10 hari.
e. Stadium Resolusi.
Membran tympani berangsur normal kembali, sekret tidak ada, perforasi menutup. Bila tidak, antibiotikn dilanjutkan sampai 3 minggu. Bila tetap mungkin terjadi mastoiditis.

Tidak ada komentar: