BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Upaya pembangunan di Indonesia didasari oleh upaya pembangunan manusia sebagai pondasi awal penyediaan sumber daya manusia yang bermutu dan bermoral. Salah satu upaya membangun manusia seutuhnya adalah upaya pembangunan kesehatan yang di selenggarakan melalui upaya kesehatan anak yang di lakukan sejak dini utamanya sejak masih dalam kandungan ibu. Upaya kesehatan ibu sebelum dan sesudah hamil hingga melahirkan ditujukan untuk menghasilkan keturunan yang sehat dan lahir dengan selamat. Upaya kesehatan yang dilakukan sejak anak masih dalam kandungan sampai lima tahun pertama kehidupannya ditujukan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya sekaligus meningkatkan kualitas hidup anak agar mencapai tumbuh kembang yang optimal (Depkes RI,2005).
Anak adalah individu yang unik dan bukan orang dewasa mini.Anak juga bukan merupakan harta atau kekayaan orang tua yang dapat dinilai secara sosial ekonomi, melainkan masa depan bangsa yang berhak atas pelayanan kesehatan secara induvidual. Anak adalah individu yang masih bergantung pada orang dewasa dan lingkungannya, artinya membutuhkan lingkungan yang dapat memfasilitasi dalam memenuhi kebutuhan dasarnya dan untuk belajar mandiri (Supartini,2004).
Untuk mewujudkan generasi penerus bangsa yang berkualitas faktor perkembangan anak juga mendapat perhatian khusus dari pemerintah. Tumbuh kembang anak harus berjalan sejajar agar dapat menghasilkan manusia yang mandiri dan bertanggung jawab. Jika anak dirawat dengan baik, maka anak akan tumbuh dan berkembang dengan baik pula sesuai dengan keinginan dan harapan. Akan tetapi bila tidak dirawat dengan baik maka anak tidak akan tumbuh dan berkembang sebagaimana mestinya (Suherman, 2000).
Di Indonesia jumlah anak balita pada tahun 1991 mencapai 23,5 juta. Jumlah ini sangat besar dan butuh perhatian secara khusus, pada masa balita ini merupakan masa yang sangat menentukan dalam proses tumbuh kembang dan menjadi dasar terbentuknya manusia seutuhnya (Soetjiningsih, 1998).
Periode umur anak 0 sampai 1 tahun adalah masa rawan terhadap masalah gizi dan kekurangan vitamin. Pada umur ini anak sering terkena infeksi karena praktik pemberian makanan dan kontak yang lebih luas dengan dunia luar serta stress emosional dihubungkan dengan proses penyapihan (Supariasa, 2001).
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan suatu proses kehidupan yang berjalan secara simultan. Pertumbuhan merupakan pertambahan ukuran dan juga jumlah sel serta jaringan inter seluler, yang berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat. Sedangkan perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, serta sosialisasi dan kemandirian. Berbeda dengan pertumbuhan, perkembangan sistem neuromuskuler, kemampuan bicara, emosi, dan sosialisasi. Seluruh fungsi tersebut berperan penting dalam kehidupan manusia yang utuh. Untuk mendeteksi semua kelainan maupun keterlambatan anak maka diperlukan suatu pemeriksaan yang dilakukan secara berkala sesuai dengan tahapan perkembangan anak (Sofiany, 2007).
Pemeriksaan tumbuh kembang merupakan bagian yang tidak dapat dilalaikan dari keberlangsungan proses tumbuh kembang anak karena dari pemeriksaan baik secara pengukuran pertumbuhan maupun penilaian perkembangan dapat diketahui penyimpangan yang terjadi pada anak. Pemeriksaan ini dilakukan tidak hanya pada saat anak sakit tetapi saat anak sehat pun sebenarnya wajib dilakukan sehingga secara berkala dapat diketahui kemajuan tumbuh kembang anak maupun penyimpangan – penyimpangan yang terjadi.
Proses tumbuh kembang merupakan proses yang berkesinambungan mulai dari konsepsi sampai dewasa yang mengikuti pola tertentu yang khas untuk setiap anak. Dimana terjadi proses interaksi terus menerus serta rumit antara faktor genetika dan faktor lingkungan, baik lingkungan sebelum anak dilahirkan maupun lingkungan setelah dilahirkan. Faktor lingkungan merupakan faktor yang paling besar dalam mempengaruhi tumbuh kembang (Soetjiningsih, 1998).
Faktor dominan yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan adalah status gizi bayi yang dilahirkan. Apabila setelah dilahirkan bayi mengalami kekurangan gizi dapat dipastikan pertumbuhan anak akan terlambat (Supariasa, 2001).
Di Negara yang sedang berkembang angka kesakitan dan angka kematian pada anak umur 0 sampai 1 tahun dipengaruhi oleh keadaan gizi. Pengaruh keadaan gizi pada umur ini lebih besar dari pada umur lebih dari 1 tahun. Dengan demikian angka kesakitan dan kematian pada periode ini dapat dijadikan informasi yang berguna mengenai keadaan kurang gizi di masyarakat (Supariasa, 2001).
Menurut Soetjiningsih, pada perkembangan anak usia 0 sampai 1 tahun adalah kemampuan berbahasa merupakan indikator seluruh perkembangan anak. Karena kemampuan berbahasa sensitif terhadap keterlambatan atau kerusakan pada sistim lainnya, sebab melibatkan kemampuan kognitif, sensori motor, pisikologi emosi dan lingkungan disekitar anak. Seorang anak tidak akan mampu berbicara tanpa dukungan dari lingkungannya mereka harus mendengar pembicaraan yang berkaitan dengan kehidupannya sehari-hari. Mereka harus belajar mengekspresikan dirinya, membagi pengalamannya dengan orang lain dan mengemukakan keinginannya.
Berdasarkan data yang diperoleh dari bagian Humas RSUD Kabupaten Karangasem bahwa kunjungan total bayi tahun terakhir yaitu tahun 2009 pada umur 0 – 12 bulan ke Poliklinik Anak RSUD Kabupaten Karangasem adalah sebanyak 440 orang. Untuk kunjungan bayi sehat sebanyak 210 orang. Sedangkan kunjungan bayi sakit sebanyak 230 orang. Rata – rata kunjungan bayi sehat perbulannya sebanyak 18 orang (8,6 %). Kunjungan untuk usia bayi 0 – 3 bulan tahun terakhir sebanyak 49 orang (23,3 %), usia bayi 4 – 6 bulan sebanyak 59 orang (28,1 %), untuk usia bayi 7 – 9 bulan sebanyak 82 orang (39 %) dan untuk usia 10 – 12 bulan sebanyak 20 orang (9,5 %).
Berdasarkan hal tersebut di atas, peneliti bermaksud meneliti tentang “Gambaran Tingkat Pertumbuhan dan Perkembangan Bayi Sehat yang Berkunjung ke Poliklinik Anak RSUD Kabupaten Karangasem ”.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Bagaimanakah Gambaran Tingkat Pertumbuhan dan Perkembangan Bayi Sehat yang Berkunjung ke Poliklinik Anak RSUD Kabupaten Karangasem?”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
gambaran tingkat pertumbuhan dan perkembangan bayi sehat yang berkunjung di Poliklinik Anak RSUD Kabupaten Karangasem.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi karakteristik bayi yang berkunjung ke Poliklinik Anak RSUD Kabupaten Karangasem.
b. Mengidentifikasi gambaran tingkat pertumbuhan bayi sehat yang berkunjung ke Poliklinik Anak RSUD Kabupaten Karangasem.
c. Mengidentifikasi gambaran tingkat perkembangan bayi sehat yang berkunjung ke Poliklinik anak RSUD Kabupaten Karangasem.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Manfaat teoritis
a. Mengembangkan dan menambahkan wawasan dibidang ilmu pengetahuan pada
bidang keperawatan bayi khususnya tentang gambaran tingkat pertumbuhan dan perkembangan bayi sehat yang berkunjung ke poliklinik anak RSUD kabupaten Karangasem
b.Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai data selanjutnya, dalam hal meneliti gambaran tingkat pertumbuhan dan perkembangan bayi sehat secara lebih mendalam.
2. Manfaat praktis
a. Hasil penelitian ini dapat meningkatkan pemahaman penelitian mengenai pentingnya pemeriksaan tumbuh kembang bayi guna meningkatkan kualitas tumbuh kembang bayi.
b. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi profesi kesehatan lainnya dalam upaya meningkatkan kualitas asuhan keperawatan kepada bayi agar sesuai dengan tumbuh kembang yang normal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar