22 Maret 2009

EFEKTIVITAS PERAWATAN PERIANAL DENGAN BABY OIL TERHADAP PENCEGAHAN DIAPER DERMATITIS PADA NEONATUS

BAB 1
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang
Kehidupan pada masa neonatus merupakan masa yang sangat rawan dimana pada masa ini bayi harus menyesuaikan diri secara fisiologi agar dia dapat hidup sebaik-baiknya saat sudah berada di luar kandungan. Menurut Suryabudhi (2000) pada neonatus memiliki permasalahan yang luas dan kompleks, terutama masalah kulit. Semua bayi memiliki kulit yang sangat peka dalam bulan-bulan pertama. Kondisi kulit pada bayi yang relatif lebih tipis menyebabkan bayi lebih rentan terhadap infeksi, iritasi dan alergi. Secara struktural dapat pula di lihat bahwa kulit pada bayi belum berkembang dan berfungsi optimal. Salah satu masalah kulit yang masih sering terjadi pada bayi dan anak adalah diaper dermatitis. Diaper dermatitis adalah kelainan peradangan kulit di daerah yang tertutup popok yang paling sering diderita oleh bayi atau anak-anak. (Maya Devita,Dr;2004). Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah diaper dermatitis adalah metode perawatan perianal dengan baby oil. Sampai saat belum ada penelitian tentang efektivitas metode perawatan perianal dengan baby oil terhadap pecegahan terjadinya diaper dermatitis pada neonatus
Kurang lebih 50% bayi dan anak yang memakai popok pernah mengalaminya. Penyakit ini juga mengenai 7–35 % dari populasi bayi. (Lestari,T; 2003). Pasien-pasien yang dirawat di Ruang Neonatus ……………… dalam satu bulan terakhir (……… sampai ………) dari 153 pasien yang dirawat 55 orang ( sekitar 36 % ) pasien yang dirawat menderita diaper dermatitis.
Menurut Maya Devinta banyak faktor yang menyebabkan terjadinya diaper dermatitis. Diantaranya factor fisik (pakaian, popok), factor kimiawi (bahan kimia dalam urine dan faeces), factor enzimatik (bahan kimia yang bereaksi secara enzima) dan adanya mikroba (jamur dan bakteri pada urine dan faeces yang terdapat dalam popok. Enzim-enzim fecal yang terdapat dalam faeces bayi merupakan bahan iritan yang dapat meningkatkan permeabilitas kulit bayi.(G.Sujayanto,2001). Didalam urine juga terdapat berbagai organisme diantaranya bacterium amoniagenes yang dapat mengubah urea menjadi ammonia.Amonia dapat meningkatkan pH pada permukaan kulit bayi sehingga kulit lebih mudah terjadi iritasi. (Whaley and Wong,2000).
Daerah yang langsung berhubungan dengan popok terutama adalah lipat paha, pantat dan paha bagian dalam, dimana kulit mudah sekali menderita kelainan-kelainan. Adapun gejala dari diaper dermatitis ini sangat bervariasi, mulai dari yang ringan sampai dengan yang parah. Tanda-tanda awal kelainan ini berupa kemerahan ringan di kulit daerah sekitar popok yang bersifat terbatas, disertai dengan lecet-lecet ringan atau luka pada kulit. Pada derajat sedang, dapat berupa kemerahan dengan atau tanpa bintil-bintil yang tersusun seperti satelit, disertai dengan lecet-lecet yang meliputi permukaan yang luas. Pada tingkatan ini bayi akan merasa nyeri dan tidak nyaman. Pada diaper dermatitis yang parah, ditemukan kemerahan yang hebat disertai dengan bintil-bintil, pernanahan dan meliputi daerah kulit yang luas. Bila sudah dalam keadaan demikian bayi harus mendapat perawatan intensif. (Maya Devita,Dr;2004). Bila bintil-bintil kemerahan ini dibiarkan maka dapat terinfeksi sehingga akan timbul gelembung-gelembung kecil berisi nanah yang meliputi daerah yang luas. Jika gelembung-gelembung ini pecah akan timbul kerak di sekitar daerah tersebut. (Suryabudhi , 2000;233)
Sehingga aspek yang penting dalam perawatan bayi baru lahir adalah perawatan area popok. Hal ini essensial bagi keamanan bayi baru lahir. (Pilliteri,2002;137).
Diaper dermatitis ini dapat dicegah dengan cara membersihkan sebaik mungkin daerah yang tertutup popok setelah bayi kencing atau buang air besar dengan air bersih, kemudian dikeringkan bahkan sampai ke setiap lipatan kulit juga. Sebelum memakaikan popoknya lagi oleskan baby oil ke bokong. (Neilson ,1992;51). Pemberian baby oil ke bokong dimaksudkan untuk mencegah amonia menempel di kulit dan untuk mempermudah mengangkat mekonium (Pilliteri,2002;137).
Walaupun dermatitis ini bukan merupakan kelainan yang mematikan, namun bila dibiarkan akan semakin meluas sehingga bisa mengganggu pertumbuhan si kecil. Ketika dia sudah dewasa kelak, bukan tidak mungkin dia akan merasa malu karena bercak yang muncul sewaktu kecil itu akan membekas hingga dewasa. Karena itu sebagai upaya pencegahan agar diaper dermatitis ini tidak terjadi maka perawatan perianal/perawatan pada daerah yang tertutup popok penting dilakukan. Jika diaper dermatitis ini tidak terjadi maka bayi akan merasa nyaman, tidak gelisah, tidak rewel dan para ibu akan merasa tenang.Untuk menilai keefektifan perawatan perianal dengan baby oil dalam mencegah terjadinya diaper dermatitis maka perlu dilakukan suatu penelitian lebih lanjut.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimanakah efektivitas penggunaan baby oil terhadap pencegahan diaper dermatitis pada neonatus ?

1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk menjelaskan efektivitas perawatan perianal dengan menggunakan baby oil terhadap pencegahan diaper dermatitis pada neonatus di RSU dr Soetomo Surabaya.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi tanda-tanda dermatitis pada bayi yang dilakukan perawatan perianal dengan baby oil.
2. Mengidentifikasi tanda-tanda dermatitis pada bayi yang dilakukan perawatan perianal tanpa baby oil.
3. Menjelaskan perbedaan terjadinya diaper dermatitis pada kelompok yang dilakukan perawatan perianal dengan baby oil dan tanpa baby oil
4. Menjelaskan pengaruh perawatan perianal dengan baby oil yang dilakukan setiap kali bayi selesai BAB/BAK.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis:
1) Mengembangkan ilmu keperawatan khususnya keperawatan anak (metode perawatan perianal dengan baby oil) sehingga dapat lebih meningkatkan kualitas asuhan keperawatan pada neonatus.
2) Dapat dipakai sebagai bahan penelitian lebih lanjut.
1.4.2 Manfaat Praktis:
1) Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk megidentifikasi terjadinya dermatitis sehingga dapat dicegah semaksimal mungkin.
2) Dapat memberikan informasi tentang pengaruh perawatan perianal dengan menggunakan baby oil terhadap pencegahan diaper dermatitis pada neonatus dan pentingnya mengganti popok setelah bayi selesai BAB/BAK.
3) Sebagai masukan dan bahan pertimbangan dalam memperbaiki pelaksanaan perawatan perianal sehingga dapat lebih meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.
4) Diaper Dermatitis dapat dicegah sehingga bayi akan merasa nyaman, tidak rewel, tidak gelisah dan ibu merasa tenang.

Tidak ada komentar: