Pengertian dan fungsi kelompok
Beberapa konsep tentang kelompok telah dikemukakan oleh para ahli baik dalam buku karangan maupun dalam jurnal-jurnal kesehatan yang telah diterbitkan. Struart & Laria mengemukakan kelompok adalah kumpulan individu yang memiliki hubungan satu dengan yang lain, saling tergantung dan memiliki norama yang sama (Keliat B.A & Akemat 2004). Anggota kelompok mungkin datang dari berbagai latar belakang yang harus ditangani sesuai dengan keadaannya seperti agresif, takut kebencian, kompetitip, kesamaan, ketidaksamaan, kesukaan dan menarik. Semua kondisi ini akan mempengaruhi dinamika kelompok, tergantunmg bagaimana anggota kelompok dapat mengiterpretasikan segala sesuatu yang menstimulus kelompok tersebut.
Tujuan kelompok adalah membantu anggotanya berhubungan dengan lain mengubah prilaku yang destruktif dan maladaptif. Kekuatan kelompok ada pada kontribusi dari setiap anggota dan pimpinan dalam mencapai tujuanya. Kelompok berfungsi sebagai tempat berbagi pengalaman dansaling membantu satu sama lain, untuk menemukan cara penyelesaian masalah. Kelompok merupakan laboratorium tempat mencoba dan menemukan hubungasn interpersonal yang baik, serta mengembangkan prilaku yang adaptif. Anggota kelompok merasa memiliki, diakui dan dihargai eksistensinya oleh anggota kelompok yang lain.
2. Komponen kelompok
Untuk mendapatkan suatu kelompok yang efektif perlu diperhatikan komponen yang terdapat dalam kelompok Struart & Laria menyebutkan ada delapan aspek yaitu : (Keliat B. A & Akemat)
b. Struktur Kelompok
Struktur kelompok menjelaskan batasan, komunikasi, proses pengambilan keputusan, dan hubungan otoritas dalam kelompok. Struktur kelompok menjaga stabilitas dan membantu pengaturan pola perilaku dan interaksi. Struktur kelompok diatur dengan adanya pemimpin dan anggota, arah komunikasi dipandu oleh pemimpin, sedangkan keputusan diambil secara bersama.
c. Besar Kelompok
Jumlah anggota kelompok yang nyaman adalah kelompok kecil yang anggotanya berkisar antara 5 – 15 orang, beberapa pendapat ada yang menyatakan kelompok kecil adalah 7 – 10 orang (Struart & Laria ), 10 – 12 orang (Lancester), sedang menurut Rawlins, William dan Back adalah 5 – 10 orang. Jika anggota kelompok terlalu besar akibatnya tidak semua anggota mendapat kesempatan mengungkapkan perasaan, pendapat, dan pengalamannya, jika terlalu kecil tidak cukup variasi informasi dan interaksi yanmg terjadi.
d. Lamanya Sesi
Waktu optimal untuk satu sesi adalah 20 – 40 menit bagi fungsi kelompok yang rendah dan 60 – 120 menit bagi fungsi kelompok yang tinggi. Biasanya dimulai dengan pemanasan berupa orientasi, kemudian tahap kerja, dan finising berupa terminasi. Banyaknya sesi tergantung pada tujuan kelompok, dapat satu kali atau lebih dalam seminggu, atau dapat disesuaikan dengan kebutuhan.
e. Komunikasi
Salah satu tugas pemimpin kelompok yang terpenting adalah mengobservasi dan menganalisis pola komunikasi dalam kelompok. Pemimpin menggunakan umpan balik untuk memberi kesadaran pada anggota kelompok terhadap dinamika yang terjadi. Pemimpin kelompok dapat mengkaji hambatan dalam kelompok, konplik interpersonal, tingkat kompetensi dan seberapa jauh anggota kelompok mengerti serta melaksanakan kegiatan yang dilaksanakan.Untuk itu perlu diperhatikan elemen penting observasi komunikasi verbal dan non verbal yang terdiri dari : (1) Komunikasi setiap anggota kelompok, (2) Rancangan tempat, (3)Tema umum yang diekspresikan, (4) Frekwensi komunikasi dasn orang yang dituju selama komunikasi, (5) Kemampuan anggota kelompok sebagai pandangan terhadap kelompok, (6) Proses penyelesaian masalah terjadi
f. Peran Kelompok
Pemimpin perlu mengobservasi peran yang terjadi dalam kelompok. Ada beberapa peran dan fungsi kelompok yang ditampilkan anggota kelompok daslam kerja kelompok yaitu maintenance roles yaitu peran serta akyif dalam proses kelompok dan fungsi kelompok. Task roles yaitu focus pada penyelesaian tugas, dan individual roles adalah self centered dan distraksi pada kelompok.
g. Kekuatan Kelompok
Kekuatan adalah kemampuan anggota kelompok dalam mempengaruhi berjalannya kegiatan kelompok. Untuk menetapkan kekuatan anggota kelompok yang bervariasi diperlukan kajian siapa yang paling banyak mendengar, siapa yang menbuat keputusan.
h. Norma Kelompok
Norma adalah standar prilaku yang ada dalam kelompok. Pengharapan terhadap prilaku kelompok pada masa yang akan datang berdasarkan pengalaman masa lalu dan saat ini. Pemahaman tentang norma kelompok berguna mengetahui pengaruhnya terhadap komunikasi dan interaksi dalam kelompok. Kesesuaian perilaku anggota kelompok dengan norma kelompok, penting dalam penerimaan anggota kelompok. Anggota kelompok yang tidak mengikuti norma dianggap pembrontak dan ditolak anggota kelompok lain.
i. Kekohesifan
Kekohesifan adalah kekuatan anggota kelompok bekerja sama dalam mencapai tujuan. Hak ini mempengaruhi anggota kelompok untuk tetap betah dam kelompok. Apa yang membuat anggota kelompok tertarik dan puas terhadap kelompok, perlu diidentifikasi agar kehidupan kelompok dapat dipertahankan. Pemimpin kelompok (terapis) perlu melakukan upaya agar kekohesifan kelompok dapat terwujud, seperti medorong anggota kelompok berbicara satu sama lain, diskusi dengan kata-kata “kita”, menyampaikan kesamaan kelompok, membantu anggota kelompok untuk mendengarkan ketika yang lain berbicara. Kekohesifan perlu diukur melalui seberapa sering antar anggota memberi pujian dan mengungkapkan kekaguman satu sama lain.
3. Perkembangan Kelompok
Kelompok yang terdiri dari kumpulan individu-individu yang berinteraksi satu sama lain, mempunyai kapasitas untuk tumbuh dan berkembang. Pemimpin akan mengembangkan kelompok melalui empat fase (Struart &Laria,2001, dalam Keliat B.A& Akemat 2004).
a. Fase Prakelompok
Hal penting dalam pembentukan suatu kelompok adalah tujuan dari kelompok kemudian dipikirkan bagaimana untuk mencapai tujuan itu bersama kelompok, maka perlu dibikin panduan pelaksanaan kegiatan kelompok. Pada fase ini perlu dijabarkan tentang : tujuan kelompok, menentukan pimpinan, criteria anggota, proses seleksi anggota, struktur kelompok, uraian tentang proses evaluasi, dan hal penting lainnya yang nantinya dipakai pedoman atau panduan menjalankan kegiatan kelompok.
b. Fase awal kelompok
Fase ini ditandai dengan kecemasan dari anggota kelompok oleh karena menjumpai hal-hal yang baru, karena masuknya kelompok baru dan peran baru dalam kelompok. Pada fase ini (Yalom,1995) membagi mejadi tiga tahap :
1) Tahap Orientasi
Pada tahap ini peran pemimpin kelompok memegang peranan sangat penting untuk mengorientasikan anggota pada tugas utama dan melakukan kontrak terdiri dari tujuan, kerahasiaan, waktu pertemuan, struktur, kejujuran, aturan komunikasi, norma perilaku, rasa memiliki, atau kohesifan, tata anggota kelompok diupayakan terbentuk pada fase ini.
2) Tahap Konflik
Peran dependen dan independent terjadi pada tahap ini, sebagian ingin pemimpin yang memutuskan dan sebagian ingin pemimpin yang mengarahkan, atau sebaliknya anggota yang ingin berperan sebagai pemimpin. Ada pula anggota yang netral dan dapat membantu menyelesaikan konflik peran yang terjadi. Perasaan brmusuhan yang ditampilkan baik antar anggota kelompok maupun anggota dengan pimpinan dapat terjadi pada tahap ini. Pemimpin perlu memfasilitasi ungkapan perasaan, baik positip maupun negatip dan membantu kelompok mengenali penyebab konflik. Serta mencegah perilaku yang tidak produktif, seperti menuduh anggota tertentu sebagai penyebab konflik.
3) Tahap Kohesif
Setelah tahap konflik, anggota merasakan ikatan yang kuat satu sama yang lainnya. Perasaan positip akan semakin sering diungkapkan pada tahap ini, anggota kelompok merasa bebas membuka diri tentang informasi yang lebih intim satu sama lain. Pemimpin tetap berupaya memberdayakan kemampuan anggota kelompok dalam melekukan penyelesaian masalah. Pada tahap akhir fase ini tiap anggota kelompok belajar bahwa perbedaan tidak perlu ditakutkan. Mereka belajar persamaan dan perbedaan, anggota kelompok akan membantu pencapaian tujuan yang menjadi suatu realitas.
c. Fase Kerja Kelompok
Pada fase ini kelompok sudah menjadi tim, walaupun merek bekerja keras tetapi menyenangkan bagi anggota dan pimpinan kelompok, kelompok menjadi stabil dan realistis. Pada fase ini akan tampak kekuatan terapiutik yang terdiri beberapa faktor : memberi informasi, instalasi harapan, kesamaan, altruisme, koreksi pengalaman, pengembangan teknik interaksi sosial, peniruan perilaku, belajar hubungan interpersonal, faktor eksistensi, katarsis, kekohesifan kelompok. Pemimpin disini berperan menjaga kesetabilan kelompok, mengurangi dampak yang dapat mengurangi produktivitas kelompok Beberapa problem yang mungkin timbul adalah subgroup, konflik, self disclosure, dan resistence. Beberapa anggota kelompok menjadi sangat akrab, berelomba mendapatkan perhatian pemimpin, tidak ada lagi kerahasiaan karena keterbukaan yang tinggi. Pada akhir fase ini anggota kelompok menyadari produktivitas dankemampuan yang bertambah disertai percaya diri dan kemandirian. Pada fase ini kelompok segera masuk ke fase berikut yaitu perpisahan.
d. Fase Terminasi
Terminasi dapat bersifat sementara atau akhir, terminasi dapat pula terjadi karena anggota kelompok atau pemimpin kelompok keluar dari kelompok. Terminasi dapat dilakukan pada akhir tiap sesi atau beberapa sesi yang merupkan paket dengan memperhatikan pencapaian tertentu. Terminasi yang sukses ditandai dengan rasa puas dan pengalaman kelompok akan dipergunakan secra individual. Pada akhir sesi perlu dicatat atau didokumentasikan proses yang terjadi berupa notulen, juga didokumentasikan pada catatan implementasi tindakan perawatan tentang pencapaian dan perilaku yangh dilatih klien diluar sesi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar