BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Persalinan adalah proses fisiologis yang harus dialami oleh setiap wanita yang hamil, merupakan saat yang sangat dinanti-nantikan ibu hamil untuk dapat marasakan kebahagiaan melihat dan memeluk bayinya. Tetapi persalinan juga disertai rasa nyeri yang membuat kebahagiaan yang didambakan diliputi oleh rasa takut dan cemas. Persalinan dimulai sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap. Rasa nyeri pada persalinan menimbulkan perubahan afektif meliputi peningkatan cemas disertai lapang perseptual yang menyempit, mengerang, menangis, gerakan tangan (yang menandakan rasa nyeri) dan ketegangan otot yang sangat diseluruh tubuh. Oleh karena itu pemakaian hipnosis pada persalinan dapat menghambat sinyal nyeri mencapai otak (Bobak, 2005).
Nyeri merupakan sensasi yang rumit, unik, universal, dan bersifat individual. Dikatakan bersifat individual karena respon individu terhadap sensasi nyeri beragam dan tidak bisa disamakan dengan lainnya. Untuk itu, diperlukan kemampuan perawat dalam mengidentifikasi dan mengatasi rasa nyeri tersebut. Rasa nyeri akibat perubahan serviks dan iskemia rahim merupakan nyeri viseral. Nyeri ini berasal dari bagian bawah abdomen dan menyebar ke daerah lumbar punggung dan menurun ke paha. Biasanya ibu mengalami rasa nyeri ini pada interval antar kontraksi (Asmadi, 2008).
Fenomena yang selama ini ada di lapangan, biasanya ditemukan pada ibu intranatal kala1 fase aktif beberapa mengeluhkan rasa nyeri dan kontraksi yang kuat pada uterus serta rasa seperti ingin BAB. Nyeri persalinan merupakan suatu kondisi yang fisiologis. Secara fisiologi nyeri persalinan mulai timbul pada persalinan kala I fase laten dan fase aktif, pada fase laten terjadi pembukaan sampai 3 cm, bisa berlangsung selama 8 jam. Nyeri berasal dari kontraksi uterus dan dilatasi serviks. Dengan makin bertambahnya baik volume maupun frekuensi kontraksi uterus, nyeri yang dirasakan akan bertambah kuat, puncak nyeri terjadi di mana pembukaan lengkap sampai 10 cm dan berlangsung selama 6 jam. Nyeri yang terjadi dapat mempengaruhi kondisi ibu berupa kelelahan, rasa takut, khawatir dan menimbulkan stress. Stress dapat menyebabkan melemahnya kontraksi rahim dan berakibat pada persalinan yang lama (Suririnah, 2009).
Rasa nyeri yang dikeluhkan ibu intranatal kala I ini harus diantisipasi kebutuhan terhadap obat nyeri dan atau menggunakan metode tambahan penghilang nyeri salah satunya dengan metode hipnosis. Apabila hal ini tidak cepat teratasi maka dapat menyebabkan kematian pada ibu dan bayi. Penanganan dan pengawasan nyeri persalinan terutama pada kala I fase aktif sangat penting, karena ini sebagai titik penentu apakah seorang ibu bersalin dapat menjalani persalinan normal atau diakhiri dengan suatu tindakan dikarenakan adanya penyulit yang diakibatkan nyeri yang sangat hebat. (Bobak, 2005).
Di beberapa negara seperti Amerika Serikat telah dikembangkan metode non-farmakologis untuk menghadapi persalinan yaitu metode hypnobirthing. Hypnobirthing atau disebut juga Hypnotherapy, hypnobabies, atau hypbirth. Menurut Suririnah (2009) merupakan teknik relaksasi otot, pernapasan dan pikiran yang membantu ibu hamil akan mencapai keadaan diri yang tenang, rileks, dan memberi perasaan positif dan terkontrol terhadap tubuh hingga proses persalinannya. Hipnosis yang digunakan adalah metode penanaman sugesti dengan kata-kata atau visualisasi (membayangkan) yang indah dan menyenangkan saat otak telah berada dalam kondisi rileks sehingga dapat mengatasi dan melupakan rasa sakit.
Metode ini merupakan metode alamiah yang digunakan untuk menghilangkan rasa takut, panik, tegang dan tekanan-tekanan lain yang menghantui ibu selama persalinan. Hypnobirthing banyak memberikan manfaat karena melatih ibu hamil untuk selalu rileks, bersikap tenang dan menstabilkan emosi. Hypnobirthing bertujuan agar ibu dapat melahirkan dengan nyaman dan menghilangkan rasa sakit melahirkan tanpa bantuan obat bius apapun. Metode ini juga lebih menekankan melahirkan dengan cara positif, lembut, aman dan bagaimana mencapainya dengan mudah (Andriana, 2007).
Metode hypnobirthing merupakan salah satu cara yang dapat di aplikasikan oleh ibu hamil untuk memperoleh ketenangan saat menghadapi kehamilan dan persalinan. Metode ini dapat diajarkan pada ibu hamil sebagaimana intervensi keperawatan dengan metode manajemen nyeri yang lain. Hal ini sangat sesuai dengan peran perawat sebagai health education dimana perawat dapat mengajarkan ketrampilan tertentu kepada pasien (Andriana, 2007).
Menurut Myers S, (2005) dalam Journal of Counselling and Clinical Psychology, sebuah penelitian di Inggris mengenai hypnobirthing dilakukan pada dua kelompok ibu hamil. Kelompok pertama diberi latihan pernafasan dan relaksasi, kelompok kedua diberi metode hypnobirthing dan hasilnya kelompok kedua lebih bisa mengatasi nyeri, dan terlihat tenang ketika persalinan dan bayi yang dilahirkan memilik Apga r score tinggi dan juga mengurangi terjadinya depresi pada masa
postpartum.
Penelitian mengenai Hypnotherapy juga dilakukan oleh Luknis S (2008). Terapi hipnosis terhadap penurunan sensasi nyeri pasca bedah ortopedi. Hasil penelitian ini menunjukkan ada perbedaan signifikan rerata selisih tingkat sensari nyeri sebelum dan setelah terapi baik pada kelompok kontrol dan intervensi (p = 0,020). Kelompok intervensi memiliki rerata nyeri selisih lebih tinggi daripada kelompok kontrol.
Menurut World Health Organisation (WHO) tahun 2010 jumlah ibu hamil di seluruh dunia diperkirakan mencapai 45 juta orang. Angka ibu hamil di Indonesia berdasarkan Sensus Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2010 sebanyak 6.621,831 orang sedangkan Propinsi Bali jumlah ibu hamil tahun 2010 mencapai 56.000 ribu, di kabupaten Gianyar sebanyak 12.312 orang dan di Kecamatan Ubud sebanyak 1.102 orang (Hartono, 2010).
Berdasarkan study pendahuluan yang dilakukan di Bidan Praktek Swasta (BPS) Sulandri Rata-rata jumlah ibu yang melahirkan dalam sebulan sebanyak 20-30 orang. Dari pemeriksaan kehamilan yang dilakukan ibu hamil di Bidan Praktek Swasta (BPS) Sulandri berdasarkan perkiraan persalinan, pada bulan Nopember 2011 diperkirakan sebanyak 35 orang ibu akan melahirkan. Dari hasil wawancara dengan bidan Sulandri sejak 8 bulan terakhir sudah dilakukan penerapan hypnobirthing kepada ibu yang melahirkan di tempat prakteknya. Hypnobirthing yang diterapkan oleh bidan Sulandri yaitu tehnik konsentrasi pikiran dengan menggunakan tehnik bola energi, namun belum pernah dilakukan penelitian tentang pengaruh penerapan hypnobirthing terhadap intensitas nyeri pasien inpartu kala I fase aktif sehingga tidak diketahui seberapa besar pengaruhnya hypnobirthing terhadap intensitas nyeri yang disakan oleh pasien inpartu kala I fase aktif. Dari hasil wawancara dengan 10 orang pasien yang saat melahirkan di Bidan Praktek Swasta (BPS) Sulandri dilatih hypnobirthing, sebanyak 8 orang (80%) merasakan nyeri dalam katagori ringan setelah dilakukan hypnobirthing dan 2 orang (20%) mengeluh nyeri dengan skala sedang serta sebagian besar yaitu 8 orang (80%) memberi kesan positif tentang penerapan hypnobirthing saat melahirkan karena setelah dilakukan hypnobirthing mereka mengatakan lebih rileks, dan nyeri yang dirasakan berkurang..
Berdasarkan pada latar belakang di atas penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang pengaruh penerapan hypnobirthing terhadap intensitas nyeri pasien inpartu kala I fase aktif untuk mengetahui keefektifannya bila diterapkan pada inpartu kala I fase aktif, sehingga akan dapat dipelajari dan digunakan sebagai salah satu upaya untuk mengantisipasi tingkat nyeri yang terjadi pada ibu yang menjalani persalinan.
B. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang diatas rumusan masalah penelitian ini adalah : “Apakah ada pengaruh hypnobirthing terhadap intensitas nyeri pasien inpartu kala I fase aktif di BPS Sulandri Banjar Sayan Wilayah Kerja Puskesmas Ubud II tahun 2011?”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Mengetahui pengaruh hypnobirthing terhadap intensitas nyeri pasien inpartu kala I fase aktif di BPS Sulandri Banjar Sayan Wilayah Kerja Puskesmas Ubud II tahun 2011
2. Tujuan khusus
a. Mengidentifikasi tingkat nyeri pasien inpartu kala I fase aktif sebelum pemberian hypnobirthing di BPS Sulandri Banjar Sayan Wilayah Kerja Puskesmas Ubud II tahun 2011.
b. Mengidentifikasi tingkat nyeri pasien inpartu kala I fase aktif setelah pemberian hypnobirthing di BPS Sulandri Banjar Sayan Wilayah Kerja Puskesmas Ubud II tahun 2011.
c. Menganalisa pengaruh hypnobirthing terhadap intensitas nyeri pasien inpartu kala I fase aktif sebelum dan sesudah diberikan hypnobirthing di BPS Sulandri Banjar Sayan Wilayah Kerja Puskesmas Ubud II tahun 2011.
D. Manfaat
Hasil yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Manfaat secara teoritis
a. Bagi institusi pendidikan kesehatan sebagai referensi tambahan tentang terapi yang lebih efektif dalam penanganan nyeri dan untuk meningkatkan ilmu pengetahuan khususnya dibidang keperawatan.
b. Bagi profesi keperawatan dapat memberikan masukan dalam melaksanakan dan meningkatkan peran mandirinya dalam upaya mengatasi masalah nyeri pada ibu intranatal kala I melalui pemberian hypnobirthing.
c. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai data dasar untuk melaksanakan penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan pengaruh teknik hypnobirthing terhadap intensitas nyeri pasien inpartu kala I fase aktif pada masa persiapan menghadapi persalinan.
2. Manfaat secara praktis
Sesuai dengan tujuan, penelitian ini akan bermanfaat untuk memberi gambaran tentang pengaruh teknik hypnobirthing terhadap intensitas nyeri pasien inpartu kala I fase aktif pada masa persiapan menghadapi persalinan sehingga dapat memberikan informasi kepada para ibu tentang hal-hal yang dapat dipengaruhi oleh kecemasan.
E. Keaslian Penelitian
Sepengetahuan penulis belum ada penelitian tentang pengaruh hypnobirthing terhadap intensitas nyeri pasien inpartu kala I fase aktif. Penelitian mengenai hypnobirthing dan intensitas nyeri yang pernah di teliti adalah :
1. Luknis S (2008). Meneliti tentang pengaruh terapi hipnosis terhadap penurunan sensasi nyeri pasca bedah ortopedi. Jenis penelitian ini menggunakan quasi eksperimen dengan rancangan pre test dan post test with control group design. Pemilihan sampel penelitian menggunakan purposive sampling. Analisis untuk menguji nyeri pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan menggunakan paired sampel t-test dan independent t-test untuk menguji terapi hipnosis dalam menurunkan tingkat nyeri pascabedah ortopedi. Hasil penelitian ini menunjukkan ada perbedaan signifikan rerata selisih tingkat sensari nyeri sebelum dan setelah terapi baik pada kelompok kontrol dan intervensi (p = 0,020). Kelompok intervensi memiliki rerata nyeri selisih lebih tinggi daripada kelompok kontrol. Perbedaan dengan penelitian ini adalah pada variabel bebas, subyek penelitian dan tempat serta waktu penelitian. Sedangkan persamaannya adalah pada variabel bebasnya.
2. Paramastri (2003) yang meneliti tentang pengaruh hipnosis lima jari terhadap penurunan kecemasan pasien kanker leher rahim. Jenis penelitian ini menggunakan quasi eksperimen dengan rancangan nonequivalent control group design. Pemilihan sampel penelitian menggunakan simple random sampling dengan cara undian. Analisis untuk menguji kecemasan kelompok perlakuan dan kelompok kontrol menggunakan pair sample test dan independent sample test untuk menguji pengaruh hypnosis lima jari dalam menurunkan kecemasan. Hasil penelitian menunjukkan kecemasan pasien kanker leher rahim yang telah mendapat perlakuan hipnosis lima jari lebih rendah dari pasien kanker leher rahim yang tidak mendapat perlakuan dengan nilai p-value 0,000. Perbedaan dengan penelitian ini adalah pada variabel bebas, subyek penelitian dan tempat serta waktu penelitian. Sedangkan persamaannya adalah pada variabel bebasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar