BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kesehatan anak di dunia, khususnya di negara yang sedang berkembang masih tergolong rendah. 11 juta anak di bawah 5 tahun meninggal setiap tahunnya. Empat juta dari anak ini masih berusia di bawah 1 bulan. Sedang jutaan lainnya hidup dengan gangguan kesehatan seperti menderita penyakit polio, diare, cacat bawaaan dan perkembangan seperti lambat berjalan dan bicara. Kematian anak ini, umumnya dipicu oleh faktor yang masih bisa dicegah, seperti kurang gizi dan infeksi misalnya infeksi saluran Pernafasan dan infeksi saluran pencernaan. (Partiwi, 2009).
Menurut hasil SDKI 2005/2006 Angka kematian bayi (AKB) diIndonesia berkisar sekitar 35 per 1000 kelahiran hidup. AKB di Indonesia masih terbilang tinggi bila dibandingkan dengan Negara-negara lain dikawasan ASEAN. AKB di Malaysia pada tahun 2001 tercatat enam per 1000 kelahiran hidup dan di Singapura hanya dua kematian bayi per 1000 kelahiran hidup, di Vietnam menunjukan 30 kematian bayi per 1000 kelahiran hidup pada tahun (Partiwi, 2009).
Propinsi Bali merupakan daerah yang memiliki angka kematian bayi yang rendah di bandingkan dengan propinsi lain di Indonesia. Berdasarkan hasil survey yang dilaksanakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) yang bekerjasama dengan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bali angka kematian bayi pada tahun tahun 2008 sebesar 6,8 per 1000 kelahiran hidup, tahun 2009 sebesar 4,1 per 1000 kelahiran hidup. Sedangkan Kabupaten Klungkung yang merupakan salah satu kabupaten di Bali dengan angka kematian bayi sebesar 2,6 per 1000 kelahiran hidup (Dinkes Propinsi Bali, 2009).
Kesehatan merupakan masalah yang penting dalam sebuah keluarga, terutama
yang berhubungan dengan bayi dan anak. Anak merupakan harta yang paling berharga sebagai titipan Tuhan Yang Maha Esa, juga dikarenakan kondisi tubuhnya yang mudah sekali terkena penyakit. Oleh karena itu, bayi dan anak merupakan prioritas pertama yang harus dijaga kesehatannya. Pemerintah mewajibkan setiap anak untuk mendapatkan imunisasi dasar terhadap tujuh macam penyakit yaitu penyakit TBC, Difteria, Tetanus, Batuk Rejan (Pertusis), Polio, Campak (Measles, Morbili) dan Hepatitis B, yang termasuk dalam Program Pengembangan Imunisasi (PPI) meliputi imunisasi BCG, DPT, Polio, Campak dan Hepatitis B. (Soerpardi, 2005).
Angka cakupan imunisasi dasar di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, pada tahun 2007 angka cakupan imunisasi dasar mencapai 95,3%, tahun 2008 angka cakupan imunisasi dasar mencapai 96, 8 % dan angka cakupan tahun 2009 mencapai 97,5%. Sedangkan cakupan imunisasi di Propinsi Bali juga mengalami peningkatan, pada tahun 2007 angka cakupan imunisasi dasar mencapai 96,7%, tahun 2008 angka cakupan imunisasi dasar mencapai 97,1 % dan angka cakupan tahun 2009 mencapai 98,2%. (http://www. bukuimunisasi.com Acessed 24 Januari 2010)
Peran seorang ibu pada program imunisasi sangatlah penting. Karenanya suatu pemahaman tentang program ini amat diperlukan untuk kalangan tersebut. Dalam hal ini peran orang tua dan keluarga, khususnya ibu menjadi sangat penting. Pengetahuan, kepercayaan, dan perilaku seorang ibu akan mempengaruhi kepatuhan pemberian imunisasi dasar anak, sehingga dapat mempengaruhi status kesehatan anaknya. Masalah pengertian, pemahaman dan kepatuhan ibu dalam program imunisasi tidak akan menjadi halangan yang besar jika ibu mempunyai pengetahuan,
sikap dan prilaku yang baik (Partiwi, 2009).
Secara geografis Desa Lembongan merupakan daerah perbukitan dan sulitnya transportasi untuk mengakses tempat pelayanan kesehatan. Kendala yang ditemui dari pelaksanaan program imunisasi adalah kesadaran orang tua khususnya para ibu untuk mengajak anaknya imunisasi sangat kurang, hal ini disebabkan karena jarak yang jauh dan adanya kepercayaan warga setempat untuk tidak mengajak anak keluar rumah hingga umur 42 hari, sehingga untuk mencapai cakupan imunisasi dasar sesuai target petugas sampai mendatangi rumah- rumah penduduk terutama yang memiliki anak umur 0-1 tahun untuk memberikan imunisasi.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis sangat tertarik untuk mengadakan penelitian untuk mengetahui pengetahuan dan sikap ibu tentang imunisasi dasar pada bayi usia 0-1 tahun di Desa Lembongan Wilayah Kerja Puskesmas Nusa Penida II tahun 2010.
B. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakangan masalah diatas rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Bagaimanakah pengetahuan dan sikap ibu tentang imunisasi dasar pada bayi usia 0-1 tahun di Desa Lembongan Wilayah Kerja Puskesmas Nusa Penida II tahun 2010.?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui pengetahuan dan sikap ibu tentang imunisasi dasar pada bayi usia 0-1 tahun di Desa Lembongan Wilayah Kerja Puskesmas Nusa Penida II tahun 2010.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar pada bayi usia 0-1
tahun berdasarkan umur
b. Mengidentifikasi pengetahuan ibu imunisasi dasar pada bayi usia 0-1 tahun berdasarkan pendidikan.
c. Mengidentifikasi pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar pada bayi usia 0-1 tahun berdasarkan pekerjaan.
d. Mengidentifikasi pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar pada bayi usia 0-1 tahun berdasarkan paritas.
e. Mengidentifikasi sikap ibu tentang imunisasi dasar pada bayi usia 0-1 tahun
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat secara teoritis
a. Untuk Akademi Kebidanan Kartini Bali
Sebagai masukan untuk memperluas wawasan mahasiswa dan menambah sumber referensi di perpustakaan
b. Untuk peneliti selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai data awal untuk melaksanakan penelitian lebih lanjut yang berhubungan dengan imunisasi dasar.
2. Manfaat secara praktis
a. Bagi masyarakat
Dapat mengubah pola pikir masyarakat sehingga mau mengajak anaknya untuk di imusisasi.
b. Bagi tenaga kesehatan
Dapat digunakan sebagai salah satu bahan masukan untuk menambah pengetahuan mengenai pengetahuan dan sikap ibu tentang imunisasi dasar dan dapat dijadikan dasar untuk memberikan konsling imunisasi dasar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar