a. Pengertian
Pola nafas tidak efektif adalah kondisi dimana pola inhalasi dan ekshalasi pasien tidak mampu karena adanya gangguan fungsi paru (Tarwoto,2003).
Pola nafas tidak efektif adalah keadaan dimana seseorang individu mengalami kehilangan ventilasi yang aktual atau potensial yang berhubungan dengan perubahan pola nafas (Carpenito, 2001).
b. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Oksigen
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigen adalah :
1) Faktor Fisiologis
a) Menurunnya kemampuan meningkatkan O2 seperti pada anemia.
b) Menurunnya konsentrasi O2 yang di inspirasi seperti obstruksi saluran pernafasan bagian atas.
c) Hivopolemia sehingga tekanan darah menurun yang mengakibatkan terganggunya O2.
d) Meningkatnya metabolisme seperti adanya infeksi, demam, ibu hamil.
e) Kondisi yang mempengaruhi pergerakan dinding dada seperti pada kehamilan, obesitas, muskulus skeletor yang abnormal, penyakit kronis seperti TBC paru.
2) Faktor Perkembangan
a) Bayi prematur, yang disebabkan kurangnya pembentukan surfaktan.
b) Bayi dan Toddler, adanya resiko infeksi saluran pernafasan acut.
c) Anak usia sekolah dan remaja, resiko infeksi saluran pernafasan dan merokok.
d) Dewasa muda dan pertengahan, diet yang tidak sehat, kurang aktivitas, stres yang mengakibatkan penyakit jantung dan paru.
e) Dewasa tua, adanya proses penuaan yang mengakibatkan kemungkinan arteriosklerosis, elastisitas menurun, ekspansi paru menurun.
3) Faktor Perilaku
a) Nutrisi
b) Exercise
Exercise akan meningkatkan kebutuhan oksigen
c) Merokok
Nikotin menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah perifir dan koroner.
d) Substance abuse (alkohol dan obat-obatan
e) Kecemasan
4) Faktor lingkungan
a) Tempat kerja (polusi)
b) Suhu lingkungan
c) Ketinggian dari permukaan laut
c. Patofisiologi
Berhubungan dengan adanya obstruksi tracheobroncial oleh skret yang banyak, penurunan ekspansi paru dan proses inflamasi maka pasien mengalami kesulitan dalam bernafas menyebabkan pemasukan O2 berkurang sehingga pemenuhan kebutuhan O2 dalam tubuh tidak mencukupi yang ditandai dengan :
1) Perubahan kedalaman dan/atau kecepatan pernafasan
2) Gangguan perkembangan dada
3) Bunyi nafas tidak normal misalnya mengi
4) Batuk dengan atau tanpa produksi sputum.
d. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diagnostik penting dalam menegakkan diagnosa yang tepat sehingga kita dapat memberikan obat yang tepat. Pemeriksaan diagnostik yang tepat adalah :
1) Test untuk menentukan keadequatan sistem konduksi jantung.
a) EKG
b) Exercise stress test
2) Test untuk menentukan kontraksi miokardium aliran darah
a) Echocardiographi
b) Kateterisasi jantung
c) Angiographi
3) Test untuk mengukur ventilasi dan oksigenisasi
a) Test fungsi paru-paru dengan spirometri
b) Test astrup
c) Oksimetri
d) Pemeriksaan darah lengkap
4) Melihat struktur sistem pernafasan
a) X-ray thorax
b) Bronchoskopi
c) CT scan paru
5) Menentukan sel abnormal/infeksi sistem pernafasan
a) Kultur apus tenggorok
b) Sitologi
c) Spesimen sputum (BTA)
e. Penatalaksanaan medis
Pengobatan yang dilaksanakan pada pasien dengan gangguan pola nafas tidak efektik yaitu :
1) Pemberian nebuleser
2) Pemberian kebutuhan O2
3) Mengukur tanda-tanda vital
4) Memberikan posisi yang nyaman
5) Mengajarkan batuk efektif
6) Pemberian infut cairan baik melalui minuman maupun cairan infus
2. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Pola Nafas Tidak Efektif
a. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dalam mengumpulkan informasi dan pengumpula data sesuai respon manusia terhadap penyakit yang dapat berupa keluhan subyektif dan obyektif.
1) Data Subyektif
Merupakan informasi lansung didapatkan dari pasien seperti sesak nafas, batuk, nafas berbunyi, dada terasa berat.
2) Data oyektif
Data yang didapat melalui pemeriksaan fisik, observasi, serta pemeriksaan penunjang seperti respirasi 30x/menit, nadi 90-92x/menit, tekanan darah 130/80 mmhg, suhu tubuh 360c, terdengar wheezing, pasien tampak gelisah dan pasien tampak sesak. Dari data tersebut maka diagnosa keperawatan yang muncul yaitu pola nafas tidak efektif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar