25 Juli 2011

Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi

A. Konsep Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi
1. Pengertian
Terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi adalah terapi yang menggunakan aktivitas sebagai stimulus dan terkait dengan pengalaman atau kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok. Hasil diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan persepsi atau alternative penyelesaian masalah (Keliat dan Akemat, 2005).
2. Tujuan
Tujuan umum terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi adalah klien mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang diakibatkan oleh paparan stimulus kepadanya. Sedangkan tujuan khususnya adalah klien dapat mempersepsikan stimulus yang dipaparkan kepadanya dengan tepat, klien dapat menyelesaikan masalah yang timbul dari stimulus yang dialami (Keliat dan Akemat, 2005).
3. Aktivitas
Menurut (Keliat dan Akemat, 2005). terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi dibagi menjadi lima sesi antara lain :
a. Sesi 1 mengenal halusinasi
1) Tujuan
a) Klien dapat mengenal halusinasi
b) Klien mengenal waktu terjadinya halusinasi
c) Klien mengenal situasi terjadinya halusinasi
d) Klien mengenal perasaannya pada saat terjadi halusinasi
2) Setting
a) Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
b) Tempat tenang dan nyaman
3) Alat
a) Spidol
b) Papan tulis/whiteboart/flipchat
4) Metode
a) Diskusi dan Tanya jawab
b) Bermain peran/stimulasi
5) Langkah Kegiatan
a) Persiapan
Memilih klien sesuai dengan indikasi, yaitu klien dengan perubahan persepsi sensori : halusinasi, membuat kontrak dengan klien, mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
b) Orientasi
(1) Salam terapeutik
Salam dari terapis kepada klien, perkenalkan nama dan panggilan terapis (pakai papan nama), menanyakan nama dan panggilan semua klien (beri papan nama).
(2) Evaluasi/validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini
(3) Kontrak
(a) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu mengenal suara-suara yang didengar.
(b) Terapis menjelaskan aturan main berikut : jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta ijin kepada terapis, lama kegiatan 45 menit, setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
c). Tahap kerja
(1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu mengenal suara-suara yang didengar (halusinasi) tentang isinya, waktu terjadinya, situasi terjadinya, dan perasaan klien pada saat terjadi.
(2) Terapis meminta klien menceritakan isi halusinasi, kapan terjadinya, situasi yang membuat terjadi, dan perasaan klien saat terjadi halusinasi. Mulai dari klien yang sebelah kanan, secara berurutanpai semua klien mendapat giliran. Hasilnya tulis di whiteboard.
(3) Beri pujian kepada klien yang melakukan dengan baik
(4) Simpulkan isi, waktu terjadi, situasi terjadi, dan perasaan klien dari suara yang
biasa didengar.
d). Tahap terminasi
(1). Evaluasi
(a) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
(b) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
(2). Tindak lanjut
Terapis meminta klien melaporkan isi, waktu, situasi dan perasaannya jika terjadi halusinasi.
(3). Kontrak yang akan datang
Menyepakati TAK yang akan datang, yaitu cara mengontrol halusinasi, menyepakati waktu dan tempat
e). Evaluasi dan Dokumentasi
Evaluasi dilakukan pada saat proses TAK berlansung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses keperawatan klien.
Tabel 2.1
Format Evaluasi Terapi Aktivitas Kelompok
Stimulasi Persepsi Sesi 1

No Inisial klien Menyebut isi halusinasi Menyebut waktu terjadi halusinasi Menyebut situasi terjadi halusinasi Menyebut perasaan saat halusinasi











Petunjuk :
(1) Tuliskan nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
(2) untuk tiap klien, beri penilaian kemampuan mengenal halusinasi : isi, waktu, situasi, dan perasaan. Beri tanda (√) jika klien mampu dan tanda (x) jika klien tidak mampu.





b. Sesi 2 mengontrol halusinasi dengan menghardik
1) Tujuan
a) Klien dapat menjelaskan cara yang selama ini dilakukan untuk mengatasi halusinasi.
b) Klien dapat memahami cara menghardik halusinasi
c) Klien dapat memperagakan cara menghardik halusinasi
2) Setting
a). Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
b). Tempat tenang dan nyaman
3) Alat
a) Spidol
b) Papan tulis/whiteboart/flipchat
4). Metode
a) Diskusi dan Tanya jawab
b) Bermain peran/stimulasi
5). Langkah Kegiatan
a) Persiapan
(1). Mengingatkan kontrak kepada klien yang telah mengikuti sesi 1
(2). Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
b). Orientasi
(1). Salam terapeutik
Salam dari terapis kepada klien, terapis dan klien memakai papan nama.


(2). Evaluasi/validasi
Terapis menanyakan perasaan klien saat ini, terapis menanyakan pengalaman halusinasi yang terjadi : isi, waktu, situasi, dan perasaan.
(3). Kontrak
(1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu dengan latihan satu cara mengontrol halusinasi.
(2) Terapis menjelaskan aturan main berikut : jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta ijin kepada terapis, lama kegiatan 45 menit, setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
c). Tahap kerja
(1) Terapis meminta klien menceritakan apa yang dilakukan pada saat mengalami halusinasi dan bagaimana hasilnya. Ulangi sampai semua klien mendapat giliran.
(2) Beri pujian kepada klien yang melakukan dengan baik
(3) Terapis menjelaskan cara mengatasi halusinasi dengan menghardik saat halusinasi muncul.
(4) Terapis memperagakan cara menghardik halusinasi, yaitu “pergi jangan ganggu saya”, “saya mau bercakap-cakap dengan….”.
(5) Terapis meminta masing-masing klien memperagakan cara menghardik halusinasi dimulai dari klien sebelah kiri terapis berurutan searah jarum jam sampai semua peserta mendapat giliran.
(6) Terapis memberikan pujian dan mengajak semua klien bertepuk tangan saat setiap klien selesai memperagakan menghardik halusinasi.
d). Tahap terminasi
(1) Evaluasi
(a) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
(b) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
(2) Tindak lanjut
Terapis meminta klien melaporkan isi, waktu, situasi dan perasaannya jika terjadi halusinasi.
(3). Kontrak yang akan datang
Menyepakati TAK yang akan datang, yaitu cara mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan, menyepakati waktu dan tempat
e). Evaluasi dan Dokumentasi
Evaluasi dilakukan pada saat proses TAK berlansung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses keperawatan klien.





Tabel 2.2
Format Evaluasi Terapi Aktivitas Kelompok
Stimulasi Persepsi Sesi 2

No Aspek yang dinilai Inisial klien


1 Menyebutkan cara yang selama ini digunakan mengatasi halusinasi
2 Menyebutkan efektivitas cara
3 Menyebutkan cara mengatasi halusinasi dengan menghardik
4 Memperagakan menghardik halusinasi
Petunjuk :
(1) Tulis nama klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
(2) Untuk tiap klien, beri penilaian kemampuan menyebutkan cara yang bisa digunakan mengatasi halusinasi, menyebutkan efektivitasnya, cara menghardik halusinasi, dan memperagakan. Beri tanda (v), jika klien mampu dan tanda (x) jika klien tidak mampu.
c. Sesi 3 mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan
1). Tujuan
a) Klien dapat memahami pentingnya melakukan kegiatan untuk mencegah munculnya halusinasi.
b) Klien dapat menyusun jadwal kegiatan untuk mencegah terjadinya halusinasi.
2). Setting
a) Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
b) Tempat tenang dan nyaman
3). Alat
a) Jadwal kegiatan harian
b) Pulpen
c) Papan tulis/whiteboart/flipchat

4). Metode
a) Diskusi dan Tanya jawab
b) Bermain peran/stimulasi
5). Langkah Kegiatan
a) Persiapan
(1) Mengingatkan kontrak kepada klien yang telah mengikuti sesi 2
(2) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
b) Orientasi
(1) Salam terapeutik
Salam dari terapis kepada klien, terapis dan klien memakai papan nama.
(2) Evaluasi/validasi
(a) Terapis menanyakan perasaan klien saat ini
(b) Terapis menanyakan cara mengontrol halusinasi yang sudah dipelajari
(c) Terapis menanyakan pengalaman klien menerapkan
(3) Kontrak
(a) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu mencegah terjadinya halusinasi dengan melakukan kegiatan.
(b) Terapis menjelaskan aturan main berikut : jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta ijin kepada terapis, lama kegiatan 45 menit, setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.


c) Tahap kerja
(1) Terapis menjelaskan cara kedua, yaitu melakukan kegiatan sehari-hari. Jelaskan bahwa dengan melakukan kegiatan yang teratur akan mencegah munculnya halusinasi.
(2) Terapis meminta tiap-tiap klien menyampaikan kegiatan yang biasa dilakukan sehari-hari, dan tulis di whiteboard.
(3) Terapis membagikan formulir jadwal kegiatan harian. Terapis menulis formulir yang sama di hiteboard.
(4) Terapis membimbing satu persatu klien untuk membuat jadwal kegiatan harian, dari bangun tidur sampai tidur malam. Klien menggunakan formulir, terapis menggunakan hiteboard.
(5) Terapis melatih klien memperagakan kegiatan yang telah disusun.
(6) Beri pujian dengan tepuk tangan bersama kepada klien yang selesai membuat jadwal dan memperagakan kegiatan.
d) Tahap terminasi
(1) Evaluasi
(a) Terapis menanyakan perasaan klien setelah selesai menyusun jadwal kegiatan dan memperagakannya.
(b) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
(2) Tindak lanjut
Terapis menganjurkan klien melaksanakan dua cara mengontrol halusinasi, yaitu menghardik dan melakukan kegiatan.

(3) Kontrak yang akan datang
Menyepakati TAK yang akan datang, yaitu belajar cara mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap, menyepakati waktu dan tempat.
e). Evaluasi dan Dokumentasi
Evaluasi dilakukan pada saat proses TAK berlansung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses keperawatan klien.
Tabel 2.3
Format Evaluasi Terapi Aktivitas Kelompok
Stimulasi Persepsi Sesi 3

No Aspek yang dinilai Inisial klien


1 Menyebutkan kegiatan yang biasa dilakukan
2 Memperagakan kegiatan yang biasa dilakukan
3 Menyusun jadwal kegiatan harian
4 Menyebutkan dua cara mengontrol halusinasi

Petunjuk :
(1) Tulis nama klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
(2) Untuk tiap klien, beri penilaian kemampuan menyebutkan kegiatan harian yang biasa dilakukan, memperagakan salah satu kegiatan, menyusun jadwal kegiatan harian, dan menyebutkan dua cara mencegah halusinasi. Beri tanda (v), jika klien mampu dan tanda (x) jika klien tidak mampu.




d. Sesi 4 mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap
1) Tujuan
a) Klien dapat memahami pentingnya bercakap-cakap dengan orang lain untuk mencegah munculnya halusinasi.
b) Klien dapat bercakap-cakap dengan orang lain untuk mencegah terjadinya halusinasi.
2) Setting
Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran, tempat tenang dan nyaman
3) Alat
a) Jadwal kegiatan harian klien
b) Pulpen, papan tulis/whiteboart/flipchat
4) Metode
a) Diskusi dan Tanya jawab
b) Bermain peran/stimulasi
5). Langkah Kegiatan
a) Persiapan
(1) Mengingatkan kontrak kepada klien yang telah mengikuti sesi 3
(2) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
b). Orientasi
(1) Salam terapeutik
Salam dari terapis kepada klien, terapis dan klien memakai papan nama.
(2) Evaluasi/validasi
(a) Terapis menanyakan perasaan klien saat ini
(b) Terapis menanyakan pengalaman klien setelah menerapkan dua cara yang sudah dipelajari (menghardik, menyibukkan diri dengan kegiatan terarah) untuk mencegah halusinasi.
(3) Kontrak
(a) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu mencegah terjadinya halusinasi dengan bercakap-cakap.
(b) Terapis menjelaskan aturan main berikut : jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta ijin kepada terapis, lama kegiatan 45 menit, setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
c) Tahap kerja
(1) Terapis menjelaskan pentingnya bercakap-cakap dengan orang lain untuk mengontrol dan mencegah munculnya halusinasi.
(2) Terapis meminta tiap klien menyebutkan orang yang biasa dan bisa diajak bercakap-cakap.
(3) Terapis meminta tiap klien menyebutkan pokok pembicaraan yang biasa dan bisa dilakukan.
(4) Terapis memperagakan cara bercakap-cakap jika halusinasi muncul “suster, ada suara di telinga, saya mau ngobrol saja dengan suster” atau suster saya mau ngobrol tentang kapan saya boleh pulang”.
(5) Meminta klien untuk memperagakan percakapan dengan orang disebelahnya.
(6) Beri pujian atas keberhasilan klien.
(7) Ulangi sampai semua klien mendapat giliran
d) Tahap terminasi
(1) Evaluasi
(a) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
(b) Terapis menanyakan TAK mengontrol halusinasinya yang sudah dilatih
(c) Memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
(2) Tindak lanjut
Terapis menganjurkan klien melaksanakan tiga cara mengontrol halusinasi, yaitu menghardik, melakukan kegiatan harian dan bercakap-cakap
(3) Kontrak yang akan datang
Menyepakati TAK yang akan datang, yaitu belajar cara mengontrol halusinasi dengan patuh minum obat, menyepakati waktu dan tempat.
e) Evaluasi dan Dokumentasi
Evaluasi dilakukan pada saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses keperawatan klien.



Tabel 2.4
Format Evaluasi Terapi Aktivitas Kelompok
Stimulasi Persepsi Sesi 4

No Aspek yang dinilai Inisial klien


1 Menyebutkan orang yang biasa diajak bercakap-cakap
2 Memperagakan percakapan
3 Menyusun jadwal percakapan
4 Menyebutkan tiga cara mengontrol dan mencegah halusinasi

Petunjuk :
(1) Tulis nama klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
(2) Untuk tiap klien, beri penilaian kemampuan menyebutkan orang yang biasa diajak bercakap-cakap, memperagakan percakapan, menyusun jadwal percakapan, menyebutkan tiga cara mengontrol dan mencegah halusinasi Beri tanda (v), jika klien mampu dan tanda (x) jika klien tidak mampu.

e. Sesi 5 mengontrol halusinasi dengan patuh minum obat
1) Tujuan
a) Klien dapat memahami pentingnya minum obat
b) Klien memahami akibat tidak patuh minum obat
c) Klien dapat menyebutkan lima benar minum obat
2) Setting
a) Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
b) Tempat tenang dan nyaman
3) Alat
a) Jadwal kegiatan harian klien
b) Papan tulis/whiteboart/flipchat
c) Beberapa contoh obat

4) Metode
a) Diskusi dan Tanya jawab
b) Bermain peran/stimulasi
5) Langkah Kegiatan
a) Persiapan
(1) Mengingatkan kontrak kepada klien yang telah mengikuti sesi 4
(2) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
b) Orientasi
(1) Salam terapeutik
Salam dari terapis kepada klien, terapis dan klien memakai papan nama.
(2) Evaluasi/validasi
(a) Terapis menanyakan perasaan klien saat ini
(b) Terapis menanyakan pengalaman klien setelah menerapkan tiga cara yang sudah dipelajari (menghardik, menyibukkan diri dengan kegiatan terarah dan bercakap-cakap) untuk mencegah halusinasi.
(3) Kontrak
(a) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu mengontrol halusinasi dengan patuh minum obat.
(b) Terapis menjelaskan aturan main berikut : jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta ijin kepada terapis, lama kegiatan 45 menit, setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.

c) Tahap kerja
(1) Terapis menjelaskan untungnya patuh minum obat, yaitu mencegah kambuh karena obat memberi perasaan tenang, dan memperlambat kambuh.
(2) Terapis menjelaskan kerugian tidak patuh minum obat yaitu penyebab kambuh
(3) Terapis meminta tiap klien menyampaikan obat yang dimakan dan waktu memakannya. Buat daftar di white board.
(4) Menjelaskan lima benar minum obat, yaitu benar obat, benar waktu minum obat, benar orang yang minum obat, benar cara minum obat, dan benar dosis minum obat.
(5) Terapis meminta tiap klien menyebutkan lima benar minum obat secara bergiliran.
(6) Berikan pujian pada klien yang benar
(7) Mendiskusikan perasaan klien sebelum minum obat (catat di white board).
(8) Mendiskusikan perasaan klien setelah teratur minum obat
(9) Menjelaskan keuntungan patuh minum obat, yaitu salah satu cara mencegah halusinasi/kambuh.
(10) Menjelaskan akibat/kerugian tidak patuh minum obat, yaitu menjadi halusinasi/kambuh.
(11) Minta klien menyebutkan kembali keuntungan patuh minum obat dan kerugian tidak patuh minum obat.
(12) Memberi pujian tiap kali klien benar.

d) Tahap terminasi
(1) Evaluasi
(a) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
(b) Terapis menanyakan jumlah cara mengontrol halusinasinya yang sudah dipelajari.
(c) Memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
(2) Tindak lanjut
Terapis menganjurkan klien melaksanakan empat cara mengontrol halusinasi, yaitu menghardik, melakukan kegiatan harian, bercakap-cakap dan patuh minum obat.
(3) Kontrak yang akan datang
(a) Terapis mengakhiri sesi terapi aktifitas kelompok (TAK) stimulasi persepsi untuk mengontrol halusinasi.
(b) Buat kesepakatan baru untuk TAK yang lain sesuai dengan indikasi klien.
e) Evaluasi dan Dokumentasi
Evaluasi dilakukan pada saat proses TAK berlansung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses keperawatan klien.




Tabel 2.5
Format Evaluasi Terapi Aktivitas Kelompok
Stimulasi Persepsi Sesi 5

No Aspek yang dinilai Inisial klien


1 Menyebutkan 5 benar cara minum obat
2 Menyebutkan keuntungan minum obat
3 Menyebutkan akibat tidak patuh minum obat

Petunjuk :
Tulis nama klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
Untuk tiap klien, beri penilaian kemampuan menyebutkan 5 benar minum obat, keuntungan minum obat dan akibat tidak patuh minum obat. Beri tanda (v), jika klien mampu dan tanda (x) jika klien tidak mampu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar