09 Februari 2010

PERBEDAAN EFEKTIFITAS ANTARA PEMBERIAN SONDE TEHNIK DRIP DAN TEHNIK BOLUS PADA BAYI PREMATUR TERHADAP TINGKAT RESIDU

1. Latar Belakang Masalah
Kehadiran anak dalam setiap perkawinan merupakan sesuatu yang diharapkan, karena anak disamping sebagai penerus keturunan juga sebagai penerus bangsa (Soetjiningsih, 1996 : 161). Terkait dengan itu, anak yang dilahirkan diupayakan untuk bisa tumbuh dan berkembang dengan optimal. Upaya-upaya tersebut sudah harus dilakukan sejak terjadi konsepsi sampai lahir cukup bulan.
Selama dalam perkembangannya, dapat terjadi hal-hal yang tidak diharapkan seperti ketika hamil muda terjadi kelahiran prematur. Dalam ilmu kedokteran, bayi prematur adalah bayi yang lahir sebelum usia kehamilan minggu ke 37 dhitung dari hari pertama haid terakhir (WHO). Bayi prematur adalah bayi yang lahir usia kehamilan kurang dari 37 minggu (P. Beasy dan T. Deagon, 1993 : 664).
Dengan terjadinya kelahiran bayi yang kurang bulan dan BBLR akan dapat terjadi beberapa masalah seperti kelainan gastrointestinal dan Nutrisi seperti : Reflek hisap dan menelan yang buruk, terutama umur kehamilan sebelum 34 minggu, motilitas usus yang menurun, pengosongan lambung tertunda, pencernaan dan absoropsi vitamin yang larut dalam lemak kurang, meningkatnya resiko EKN (Enterakolitis Nekrotikans) (Ali Usman, 2008 : 13). Terkait dengan masalah tersebut di atas maka tindakan yang sering dilakukan untuk mengatasi masalah reflek hisap dan menelan yang buruk dalam pemenuhan nutrisi pada bayi prematur adalah dengan memberikan nutrisi lewat sonde, pemberian sonde lewat NGTefektivitasnya dapat dilihat dari tingkat residu. Adapun teknik pemberian sonde yang dilakukan di Ruang NICU RSUP Sanglah Denpasar dengan 2 cara yaitu : dengan teknik sonde gravitasi yaitu pemberian minum personde dengan cara mengalir, tidak memberikan tekanan, karena bisa menyebabkan trauma dan rangsangan pada nervus vagus sehingga bisa terjadi apnoe atau bradicardia. Dan teknik yang kedua adalah dengan memberikan minum lewat sonde dengan cara di drip dengan menggunakan sringe pump, yaitu dengan memberikan tetesan yang kecil sesuai dengan jadwal pemberian minum. Evaluasi residu dilakukan pada setiap pemberian sonde yang berikutnya dengan kriteria : tingkat residu baik bila jumlah residu < 30% dari jumlah minum, buruk bila residu > 30% dari jumlah minum (Tricia Lacy Gomella, 2004 : 237-238).
Berdasarkan data yang diperoleh di sub bagian pencatatan medik RSUP Sanglah tiga tahun terakhir yaitu periode Januari sampai dengan Desember 2006 jumlah bayi yang dirawat sebanyak 890 orang, yang prematur 280 orang. Periode Januari sampai dengan Desember 2007 jumlah bayi yang dirawat sebanyak 987 orang. Periode Januari sampai dengan Desember 2008 jumlah bayi yang dirawat sebanyak 1.080 orang, yang prematur 346 orang. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan bulan Oktober tahun 2009 selama 1 bulan didapatkan jumlah bayi prematur yang dipasang sonde 21 orang.
Dari data 21 orang yang terpasang sonde sebagian besar mempunyai residu > 30%.
Tabel 1
No Tahun Jumlah Penderita Dirawat Jumlah Bayi Prematur
1 2006 890 orang 280 orang
2 2007 987 orang 320 orang
3 2008 1080 orang 346 orang


Dari beberapa masalah dan data di atas nyatalah bahwa bayi prematur banyak yang mengalami masalah reflek hisap dan menelan, sehingga tindakan yang diberikan adalah dipasang sonde. Dan kejadian ini merupakan masalah yang serius. Sehingga dengan latar belakang inilah penulis memilih kasus untuk judul penelitian adalah “Perbedaan efektifitas antara pemberian sonde tehnik drip dan tehnik bolus pada bayi prematur terhadap tingkat residu di Ruang NICU RSUP Sanglah Denpasar.”.

2. Rumusan Masalah Penelitian
Dari uraian latar belakang masalah tersebut di atas, dapatlah diuraikan masalah penelitiannya sebagai berikut Apakah ada perbedaan efektifitas antara pemberian sonde tehnik drip dan tehnik bolus pada bayi prematur terhadap tingkat residu di Ruang NICU RSUP Sanglah Denpasar?.
3. Tujuan Penelitian
a Tujuan Umum
Untuk mengetahui perbedaan efektifitas antara pemberian sonde tehnik drip dan tehnik bolus pada bayi prematur terhadap tingkat residu di Ruang NICU RSUP Sanglah Denpasar.
b Tujuan Khusus
1) Mengetahui tingkat residu setelah pemberian sonde tehnik drip pada bayi prematur terhadap tingkat residu di Ruang NICU RSUP Sanglah Denpasar.
2) Mengetahui tingkat residu setelah pemberian sonde tehnik bolus pada bayi prematur terhadap tingkat residu di Ruang NICU RSUP Sanglah Denpasar.
3) Menganalisa perbedaan efektifitas antara pemberian sonde tehnik drip dan tehnik bolus pada bayi prematur terhadap tingkat residu di Ruang NICU RSUP Sanglah Denpasar.

4. Manfaat Penelitian
a Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk menambah pengetahuan dan bisa dimanfaatkan untuk pedoman penelitian selanjutnya.
b Manfaat Praktis
Setelah membandingkan dua teknik pemberian sonde pada bayi prematur diharapkan yang residunya sedikit dan bahkan tidak ada, teknik itu yang dipakai dan dijadikan acuan untuk meningkatkan pelayanan di Ruang NICU RSUP Sanglah Denpasar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar