24 Maret 2009
gangguan isi pikir : Waham curiga
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Setiap manusia mengingankan suatu bentuk kehidupan yang berjalan teratur dan terpenuhi semua kebutuhan sesuai apa yang direncanakan. Menurut Abraham Maslow manusia mempunyai lima kebutuhan dasar berbentuk piramida yang harus terpenuhi yaitu fisiologi, rasa nyaman dan aman, mencintai dan dicintai. Apabila tidak dapat memenuhi kebutuhan dasar tersebut akan mengakibatkan manusia berusaha memenuhi kebutuhan tersebut dengan jalan berusaha menyusuaikan diri terhadap lingkungannya. Bila tidak mampu menyesuaikan diri dengan baik akan dapat menimbulkan ketegangan atau akan mengalami hal yang dapat merupakan faktor pencetus penyebab suatu penyakit ataupun stress psikososial.
Perkembangan jaman yang terus berjalan sudah tentu akan menghasilkan suatu kondisi yang penuh gejolak dan persaingan yang sangat ketat, bahkan cenderung mengarah pada iklim kompetisi yang kurang sehat ditambah krisis yang berkepanjangan yang dialami oleh bangsa indonesia baik krisis ekonomi yang berdampak pada adanya peningkatan harga-harga kebutuhan dasar yang salah satunya adalah peningkatan BBM yang terus meningkat yang berimbas pada peningkatan harga yang terus melambung. disamping itu belakangan ini Bangsa Indonesia beberapa kali mengalami kejadian baik yang disebabkan karena fenomena alam seperti banjir, tanah longsor dan lain-lain, juga kejadian yang disebabkan oleh perbuatan manusia itu sendiri seperti adanya Bom Bali I dan II yang sangat berpengaruh pada semua sektor kehidupan masyarakat khususnya masyarakat Bali dimana berdampak pada makin lesunya perekonomian dan makin meningkatnya angka pengangguran. Semua hal tersebut diatas akan berdampak pada makin tinginya angka kemiskinan di Bali khususnya dan Indonesia pada umumnya.
Proses keperawatan pada klien dengan masalah kesehatan jiwa merupakan tantangan yang unik karena masalah kesehatan jiwa mungkin tidak dapat dilihat langsung seperti masalah kesehatan fisik, memperlihatkan gejala yang berbeda dan muncul dengan berbagai penyebab. Perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan memerlukan metode ilmiah dalam memberikan proses keperawatan yang therapiutik berbentuk Bio – Psiko – sosial – spiritual dengan tujuan membantu menyelesaikan masalah dan kebutuhan klien melalui perawatan dan peningkatan pengetahuan kesehatan. Dengan melibatkan kerja sama dengan klien, keluarga, dan atau masyarakat untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal.
Salah satu penyakit gangguan jiwa yang menyebabkan klien mengalami gangguan isi pikir : waham curiga adalah Skizoprenia. Berdasarkan laporan tahunan BPK RSJ Propinsi Bali periode Januari – Juli 2005 jumlah klien rawat inap berjumlah 1103 orang klien dimana terdapat 1034 klien (93,74%) yang menderita Skizoprenia dan jumlah klien rawat inap periode yang sama berjumlah 2819 orang klien dimana 1704 orang klien (60,45 %) menderita Skizoprenia. Untuk tahun 2006 jumlah klien di ruang Drupadi 84 % menderita skizoprenia dari 126 orang klien yang dirawat pada periode tersebut. Data tersebut bukanlah jumlah penderita yang sebenarnya dimasyarakat, penderita gangguan jiwa dimasyarakat dapat digambarkan sebagai suatu fenomena “ Gunung Es “ dimana yang jumlah penderitayang tercatat di BPK RSJ Propinsi Bali hanyalah sebagian kecil dari semua kasus dikarenakan adanya pelayanan kesehatan jiwa di RSU, pelayanan kesehatan jiwa di Puskesmas serta kunjungan ke klinik swasta dan dokter praktek. Kenyataannya dimasyarakat masih banyak penderita gangguan jiwa yang belum mendapatkan pelayanan kesehatan yang disebabkan oleh karena faktor ekonomi (biaya), kurangnya pengetahuan keluarga tentang gangguan jiwa serta keengganan keluarga membawa penderita ke RSJ karena malu dan lebih memilih pengobatan alternatif.
Pada penderits skizoprenia terdapat gejala primer berupa gangguan pada proses berpikir, gangguan afek dan emosi, gangguan kemauan dan gejala psikomotor. Sedangkan pada gejala sekunder terdapat waham dan halusinasi ( Marimis 2004). Waham merupakan salah satu gejala sekunder yang umum terjadi pada klien dengan skizoprenia dimana merupakan gangguan proses pikir ( isi pikir ) yaitu kenyakinan yang salah yang secara kokoh dipertahankan walaupun tidak dinyakini oleh orang lain dan bertentangan dengan realitas sosial ( Stuart dan sundeen, 1998). Ada beberapa jenis waham salah satunya adalah waham curiga yang merupakan kecurigaan yang berlebihan atau tidak rasional dan tidak mempercayai orang lain, dicirikan dengan waham yang sistematis bahwa orang lainingin menangkap dan memata-matainya (Stuart dan sundeen, 1998). Pada kasus-kasus skizoprenia dengan prilaku waham, individu mencoba berprilaku sesuai dengan jenis waham yang dinyakininya, dengan prilaku yang tampak curiga, sikap eksentrik, ketakutan, murung, bicara sendiri dan lain-lain. Apabila waham ii tidak ditanggulangio dengan segera menyebabkan individu mengalami gangguan yang lebih derat misalnya, resiko menciderai diri sendiri dan orang lain
Berdasarkan kenyataan ini penulis tertarik untuk mengangkat kasus penderita dengan gangguan isi pikir waham : curiga yang merupakan salah satu gangguan perilaku pada kasus-kasus Skizoprenia juga karena penyembuhan klien dengan kasus ini tidak saja memerlukan pengobatan tetapi yang paling penting adalah bagaimana perawatan yang diberikan dalam lingkungan yang kondusif, untuk itu dibutuhkan ketrampilan yang khusus agar dapat memberikan asuhan keperawatan yang optimal dengan menitik beratkan pada keadaan psikososial tanpa mengabaikan keadaan fisiknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar